23.

5.2K 873 142
                                    

Vote dulu hayyuk

===

"(name)"

"(name).."

"sayanggg?!!" rindou menggoyang-goyangkan bahumu dengan kasar, membuat lamunanmu terhenti. kamu menatap rindou dengan tatapan kosong, membuat lekaki itu merasa kasihan padamu.

"ayo turun, kita di rumah sakit" rindou mengusap lembut tanganmu, lalu dia keluar duluan dari mobil. dan membukakan pintu untukmu, kamupun turun dari mobil dan mengikuti rindou.

tiba-tiba rindou memeluk tubuhmu sangat erat. kamu tidak membalasnya, tidak juga menerima pukan itu, tatapanmu hanya kosong dan rasa bersalah menggerogoti hatimu.

"kena mental banget ya sampai gue apa-apain ga ditolak"

"kalau gue serang ga bakalan ditolak dong? serang gak ya.." rindou membatin di dalam hatinya. salahkan rindou yang tidak tau waktu, karena secara tiba-tiba rindou menarikmu ke pojokan rumah sakit yang sangat sepi, bahkan tidak ada orang lain di sekitar sana.

rindou mendorong tubuhmu hingga punggungmu menabrak dinding rumah sakit. kamu menatap rindou dengan tatapan kosong, hingga tiba-tiba rindou dengan kasar mencumbu bibirmu.

*chuu~*

kamu terkejut sekaligus kesulitan menyamakan permainan bibir dan lidah rindou. bibirmu membengkak karena ulah rindou, sementara lelaki itu kini sibuk membuat tanda kemerahan di leher jenjangmu.

rindou menahan tengkukmu dan kembali mencuri spot-spot kosong sebagai tempat membuat tanda kepemilikannya. kamu menahan desahanmu dengan menggigit bibir bawahmu dengan kuat. hingga tanpa rindou sadari.

"hiks, hikss" ya.. tanpa sadar rindou membuatmu menangis lagi, tubuhmu bergetar kecil dan isakkanmu semakin terdengar dengan nafas tersenggal-senggal sekaligus sesak.

rindou segera menghentika aksinya, dan menatapmu panik. rindou segera menyingkirikan tanganmu yang menutupi wajah. dengan cekatan rindou mengahapus jejak air mata di pipimu,

"(name) tenanglah, aku berhenti oke?" kamu menahan tangan rindou di pipimu. kamu mengangguk pelan, meskipun isakkanmu tak kunjung reda dan semakin membuatmu sesak nafas.

"kamu gapapa? aku panggilkan dokter ya?" ucap rindou panik, kamu hanya menjawabnya dengan gelengan pelan. hingga akhirnya rindou terpaksa menunggu isakkanmu mereda selama lebih dari 5 menit.

"pakai ini, nanti kamu kedinginan" rindou memasukkan jasnya pada kedua lenganmu. jas rindou terlihat seperti jaket oversize di tubuhmu. setelah itu barulah rindou mengajakmu masuk ke dalam rumah sakit.

===

"bagaimana aniki? mizuki-san.." tanya rindou yang tengah mengenggam tanganmu. sementara kamu menunduk lesu di belakang punggung rindou.

"oh, tidak apa kok. hanya saja mizuki pingsan di perjalan tapi baby-nya gapapa kok." ucap ran dengan suara memberat, sambil meneguk kopi yang sepertinya baru dia beli.

"kak ran.. aku minta maaf karena sudah menabrak mizuki-san tadi. maaf sudah ham-pir.." kamu menundukkan kepalamu di hadapan ran. suaramu bergetar hingga kamu tidak dapat melanjutkan perkataanmu lagi.

tiba-tiba ran menarik dagumu, membuat pandanganmu terangkat padanya. ran beralih mengusap rambutmu dengan kasar hingga berantakan.

"tidak usah dipikirkan, mizuki baik-baik saja. lebih baik kamu perhatikan dirimu, matamu sudah sangat bengkak. apa rindou penyebabnya??" tanya ran, yang dibalas gelengan pelan olehmu. karena sebenarnya itu ulah yura. mantan sekertaris rindou.

"kok nyalahin aku sih" rindou menepis kasar tangan ran dari rambutmu. ran terkekeh pelan karena tingkah adiknya.

"lo cemburuan rin?" rindou menatap ran tajam.

"gak. gue cuman kasihan sama mizuki kalau misalnya lo selingkuh" ucap rindou ketus.

"kan gue cuman ngusap rambut (name) rin, lagian (name) cuman adik ipar gue" ran mengusap lembut pipimu yang hangat karena habis menangis.

"kak... aku ingin mematahkan tangan dan kakimu sekarang." rindou menatap ran tajam, seolah ada kilat diantara netra mereka.



'TBC.'

Toxic Marriage (Haitani Rindou x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang