Enam

1.4K 145 1
                                    

"Jika menjadi iblis merupakan satu-satunya pilihan untuk menempuh kebahagian mutlak,
Maka akan ku biarkan tubuh ini tenggelam dengan cuma-cuma menuju neraka"

☘️

"Hoseok, Bagaimana situasi di dalam?" ia menekan tombol kecil di balik telinganya. Namjoon saat ini sedang bersembunyi di balik pohon, dimana arah pandangnya tepat tertuju pada pagar tinggi mansion targetnya.

"Aku melihat 5 penjaga sedang berpatroli di halaman dan pintu masuk, 2 lainnya di ruang utama, 3 orang sisanya berada di halaman belakang. Total 10 anggota dengan senjata Raging Bull."

"Benar-benar tikus penting penguasa negara, he?" ucap Jimin mengejek. Bibir tebalnya sibuk mengunyah permen karet yang tak sengaja ia temukan di kulkas.

Berharap saja jika itu bukan milik si bungsu, bisa habis ia di maki beruang kutub.

"Senjatanya pasaran maksudmu?" Taehyung terkekeh menjawab ejekan yang terdengar di telinganya.

"Penjagaan akan bergulir 2 menit dari sekarang, kalian bersiaplah," mata Hoseok yang siaga tidak lepas dari layar monitor miliknya.

Hoseok menyesap sedikit Americano yang mulai mendingin, pegal ditubuh ia rasakan kala jarinya terus saja menari di atas keyboard selama lebih dari 5 jam.

"Ikuti aba-abaku," instruksinya.

"Siap!" jawab mereka bertiga serempak.

"5..."

"4..."

"3..."

"2..."

"Go!"

Mereka bertiga berlari menyebar menuju mansion. Dengan mudahnya melompat pagar tinggi di sisi kanan yang sedikit terhalang paviliun kecil.

"Hati-hati arah jam 2 dari posisimu, Jimin."

Jimin yang mendapat peringatan melirik sisi kanan pandangannya. Bisa ia lihat dua laki-laki berperawakan tinggi berjalan perlahan.

"Tae, bantu aku," ucapnya pelan.

"Oke!" Taehyung menfokuskan mata pada alat bantu senjata di tangannya, ia berada di atas dahan pohon dimana Namjoon sempat bersembunyi di baliknya.

'aku merasa dalam kondisi prima saat ini," batin Taehyung berucap.

DOR! DOR! "Wow! Hoseok hyung sungguh pintar memodifikasi senapan angin ini. Tidak ada suaranya sama sekali," ia berucap dengan matanya yang berbinar, sangat kagum dengan karya tangan emas Hoseok.

"Aku akan masuk, Taehyung tetap jaga di depan, dan Jimin tolong bereskan yang ada di ruang utama," Namjoon memerintah, ditariknya dua katana yang bersembunyi di balik jubah hitam miliknya.

"Baik!"

"Aku berangkat," lantas kedua kaki panjangnya berlari kecil menerobos pintu masuk.

"Siapa kalian?!" Jimin yang mendengar teriakan dari arah kiri dengan sigap langsung mengeluarkan senjata miliknya.

JELB! JLEB! Jimin berputar, senjata tangannya menusuk tepat di bagian vital kedua lawan. "Bagaimana rasanya, paman?"

"Uhuk! Uhuk! K-kau! Ugh... S-ial," salah satu pria berusia 40 tahunan terjatuh dengan menekan tepat di dada kiri.

Jimi terkekeh pelan, "Hee~~ itu indah sekali..."

Day By Day [BTS BROTHERSHIP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang