Sepuluh

1K 111 7
                                    

'Hari demi hari...'

☘️

"Jeon Kouru-ssi?"

Sebuah suara berat menyapa membuat mereka berdua menoleh ke arah belakang. Yoongi berjalan dengan gayanya, memasukkan kedua tangannya pada saku celana, si pucat menatap datar pemuda persurai abu-abu panjang.

"Ah Tuan Min, sedang apa Anda disini?"

Kening Yoongi mengkerut, bukankah seharusnya ia yang bertanya mengapa adiknya bisa berada disini?

Yoongi menghela nafasnya dalam, berusaha mengontrol emosi yang ia rasakan saat ini. Lantas ia menarik lengan Jungkook, menyembunyikan adiknya di balik pundak lembarnya.

"Saya rasa hari sudah terlalu senja untuk adikku Tuan Jeon, maka dari itu izinkan Saya memmbawanya pulang," si pemilik kulit pucat itu berucap, menekan kata adik disana mambuat Kouru tersenyum miring mendengarnya.

Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Yoongi langsung meninggalkan taman bersama dengan Jungkook.

Si bungsu hanya terdiam, langkahnya terburu-buru mengikuti milik Yoongi. Genggaman yang semakin erat ia rasakan di pergelangan tangannya membuatnya meringis menahan sakit.

"H-hyung?" lirih Jungkook.

"H-hyung, ini sakit. Tolong lepaskan," Jemarinya berusaha melepaskan genggaman Yoongi, tetapi nihil.

Sesampainya dirumah, Seokjin yang baru saja keluar dari kamarnya menatap Yoongi serta Jungkook heran. Yoongi melepaskan genggaman tangannya, kakinya pergi meninggalkan Jungkook di ambang pintu masuk tanpa menoleh sedikitpun.

Perilaku ini membuat Seokjin mengerutkan dahinya. Ia pun berjalan menghampiri Jungkook, menuntun si bungsu berjalan menuju kamar Jungkook.

.
.
.

"Aku tidak tahu apa yang sudah adik kita lakukan, tetapi haruskah kau harus bersikap seperti itu padanya?" Seokjin mencoba, dengan meletakkan secangkir teh di hadapan Yoongi.

Si pucat hanya terdiam, wajahnya tertunduk dengan kedua tangan di kening sebagai penumpu kepalanya. Sedikit pening ia rasakan sekarang.

"Diamlah Seokjin hyung."

Suaranya parau, kedua bahu yang biasanya terlihat tegap, kini menurun. Suara helaan napas berkali-kali terdengar sangat berat.

Seokjin hanya memperhatikan, sesekali ia menyeruput teh Cylon miliknya.

"Thats shit!" Yoongi mengumpat pelan membuat Seokjin tersedak minumannya.

"Dimana Hoseok?"

"Ohh, mungkin diruangannya. Ingin ku panggilan ia untukmu?" Seokjin menawarkan diri. Tetapi saat ingin beranjak dari kursinya, Yoongi sudah lebih dahulu berdiri meninggalkan Seokjin di ruang makan.

"Dasar kulkas."

Mengikuti langkah Yoongi di belakang, Seokjin terdiam saat berada di tengah perjalanan menuju ruangan Hoseok.

Netranya menatap pintu putih yang tidak terbuka sejak pemiliknya di seret pulang beberapa jam yang lalu. Seokjin khawatir, tentu saja.

Mengingat bagaimana wajah Jungkook yang menahan tangis, ia belum menanyakan alasan di balik itu semua pada Yoongi.

Day By Day [BTS BROTHERSHIP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang