Yoongi menunduk.
Ia sadar bahwa perbuatannya salah. Ia menyadari itu semua.
Tetapi ia tak bisa. Ia tak bisa mengendalikan satupun emosi dan perasaan yang ia rasakan.
Yoongi tahu, bahwa bukan dirinya saja yang seperti ini. Bukan hanya dirinya yang kehilangan sosok Jungkook. Tetapi mereka semua.
Bahkan Yoongi sering kali melihat Taehyung menangis sendirian di taman belakang rumah mereka. Tetapi, Yoongi mengabaikan itu semua.
Amarah membuat dirinya menjadi iblis lagi dan lagi. Ia tak tahu harus bagaimana, ia selalu bertanya-tanya, apakah semua akan baik-baik saja?
Apakah keadaan mereka akan kembali seperti semula?
Nyatanya, selama 5 tahun ini, mereka tenggelaam dalam ke tidak pastian akan kabar Jungkook.
Perusahaan Jeon Sungha yang sudah berada ditangannya terasa begitu sia-sia ia perjuangkan.
Malam dimana mereka menghancurkan Min Ritsu.
Malam dimana Yoongi mengetahui semua fakta.
Serta malam dimana luapan emosi tak dikenal yang merusak seluruh kediaman Jeon Seungha malam itu, Yoongi berada di ambang batas jiwanya.
Ia tak tahu apakah dirinya masih bisa di katakan waras atau tidak.
Mencincang habis tubuh wanita yang melahirkan dirinya. Apakah pantas mulutnya berkata dan menerima bahwa sosok tersebut adalah ibunya?
.
.
.
.That Night, 5 Years ago...
Dibalik penampakan awan hitam, seorang pemuda, dengan mata sayunya menatap dari kejauhan. Bagaimana gumpalan di atas langit itu bergerak, menari dengan melodi angin yang berteriak semu.
Tidak ada yang tahu, apa yang kiranya angin itu sampaikan. Entah sebuah jeritan kesedihan, teriakan penyesalan, atau sebuah tangis yang tak mampu di keluarkan.
Yoongi menatap, di balik jendela jet pribadi yang akan membawa mereka pergi meninggalkan Seoul.
Gelap.
Berawan.
Tanpa adanya sinar rembulan.
Atau bahkan kelipan bintang, yang menemani perjalanan mereka selama dua setengah jam lamanya.
Saat ini, Hoseok tengah berusaha mendaratkan burung terbang yang ia kendarai. Memberikan sinyal pada pusat penerbangan Bandara Narita, lalu selama kurang dari 10 menit dirinya berhasil membawa mereka kembali menapak bumi.
Yoongi berdiri dari duduknya. Mengambil sebuah kotak kecil dari saku celana miliknya, tepat saat kakinya menuruni anak tangga, di pucat memantik apinya.
Membakar satu buah cerutu dengan label Taru Martani yang dibuat pada tahun 1995, Yoongi baru saja mendapatkannya dari lelang bawah tanah di Asia Tenggara.
Rasa cengkeh yang khas dari Indonesia, dengan rasa asam yang bercampur dari hasil fermentasi selama lebih dari 20 tahun, membuat Yoongi memejamkan matanya.
"Laporannya Namjoon." serunya dengan berjalan santai keluar dari pintu bandara.
"Sebuah mansion yang berada di pinggiran kota Yokohama, target berada di sana pada malam ini." jelasnya dengan membawa tab di tangannya.
Namjoon mengikuti langkah Yoongi di belakang pemuda tersebut. Ke-empat lainnya, Jimin, Taehyung, Hoseok, bahkan Seokjin yang membawa masing-masing tas di punggung mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day By Day [BTS BROTHERSHIP]
Fanfiction[ON GOING!] SLOW UPDATE Genre : Brothership, Fiksi Penggemar, Crime, AU. Kala itu pinggiran Kota Seoul dibasahi oleh hujan. Seorang anak yang tidak menyadari, bahwa dirinya sudah terhempas di atas aspal basah tanpa alas kaki membuatnya menangis dal...