Sembilan Belas

678 75 12
                                    

'Im not the same'

☘️

5 Years Later...
Durham, Northeast England...

Lorong panjang nan gelap di bawah tanah tidak membuat pemuda berusia 23 tahub tersebut ketakutan. Ia berjalan dengan tenang, kelereng sehitam malam yang bertengger apik di matanya terlihat tak gentar sama sekali.

Rambut kelamnya yang indah ia sapu perlahan dengan tangan kanannya. Seiring ia melangkah, terdengar pula suara sepatu yang memecah keheningan.

"Jack... Kau mendengar ku?"

Sebuah suara terdengar dari saluran di telinganya, pemuda itu, Jack, hanya bergumam sebagai jawaban.

"Lakukan selama 5 menit dan kembali secepatnya. Waktumu untuk keluar dari terowongan bawah tanah adalah 10 menit sebelum bom meledak."

Jack tersenyum, 5 menit? Yang benar saja. Bahkan ia bisa melalukan itu hanya dalam waktu 10 detik.

Takala retina malamnya melihat cahaya di balik pintu sebuah ruangan yang sedikit terbuka, Jack melangkahkan kakinya dengan pelan.

Revolver Smith and Wesson 500 Magnum dengan peluru S&W 500M berwarma hitam kini tenggelam di jari-jari cantiknya. Jack menhitung dalam hati, kelima targetnya tengah berada di tempat yang sama, dan peluru yang ia miliki berjumlah yang sama.

Artinya ia tak boleh meleset.

Lalu pada hitungan ke tiga...

BANG!

Jack masuk secara tiba-tiba, tangannya langsung saja menembak target di tepat di sebelah kanan dirinya.

BANG!

BANG!

Dalam hitungan detik pula kedua target di depannya ikut tumbang, bersama dengan kepala mereka yang pecah akibat dari serangan peluru Jack yang meledak tepat di tengah kening mereka.

BANG!

BANG!

Yap! Tepat di hitungan 10 detik semua target telah ia musnahkan.

Jack kini menyimpan kembali revolver berharga miliknya.

.
.
.
.

"Tuan Min, kontainer yang siap dikirim pada malam ini akan ku serahkan pada Hoseok. Ku rasa kau bisa memulai rapat perdagangan obat-obatan yang telah kau setujui pada waktu kurang dari 30 menit lagi." ucap Namjoon menatap kursi kantor yang membelakangi dirinya.

Min Yoongi tersadar dari komanya tepat saat dimana Namjoon menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Kala itu dirinya yang tertatih, menuju suara gelak tawa dari beberapa adiknya, membuat mereka yang berada di sana panik luar biasa kala melihat Yoongi bejalan sendirian. Tubuh kakak tertua ke-dua dari mereka sangat lah kurus, dan wajah lelah serta keringat membasahi pelipis membuat Seokjin lagi-lagi menyalahkan dirinya.

Tetapi Yoongi tahu, ia mengetahui alasan di balik Seokjin melalukan hal itu padanya. Karena jika tidak, mungkin Yoongi akan membunuh ke tiga adiknya tanpa sadar.

Lalu meninggalkan luka yang sulit ia hapus nantinya.

"Tujuannya?" Yoongi berbalik, ia mengetuk kecil meja miliknya dengan jari telunjuk yang mulai menghitam di bagian kuku. Kebiasannya saat berpikir dan menuntut jawaban membuat kuku jarinya seperti terlukis sebuah lebam.

Day By Day [BTS BROTHERSHIP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang