Enam Belas

782 88 25
                                    

Ada pesan di bawah! Baca sampai akhir.
——————————

"Why?"

☘️

Pemuda itu merapihkan setelannya kala ia menuruni mobil yang membawanya pergi. Sebuah gedung besar di pusat kota Jepang berdiri gagah dengan pantulan cahaya pagi yang menarik perhatian.

Namjoon melangkah dengan ringan, tak lupa dengan kaca mata miliknya yang bertengger cantik menutupi sebagian wajahnya, serta hiasan lubang kecil yang muncul kala pemuda itu tersenyum.

Ia membalas sapa para kolega yang berpapasan dengannya. Mereka semua tahu, bahwa Kim Namjoon, adalah sekertaris, tangan kanan, dan adik laki-laki dari Min Yoongi selaku pemilik perusahaan Kaiden.

"Senang bertemu dengan mu, Tuan Kim."

Elegan.

Adalah kesan pertama yang Namjoon nilai dari wanita paruh baya di hadapannya. Wanita itu tersenyum, rambutnya di biarkan tergerai dengan gaun berwarna merah, menutupi tubuhnya hingga lutut.

Siapa sangka bahwa wanita ini sudah memiliki anak yang seumuran dengannya?

"Senang Bertemu dengan Anda juga, Nyonya Jeon." Namjoon membalas jabatan tangan yang paling tua.

"Aku sudah menunggu hari dimana aku dapat bertemu dengan perwakilan perusahaan Kaiden. Ku dengar Tuan Min mendadak harus pulang ke Korea, apakah semuanya baik-baik saja?"

Apa ini?

Wanita itu tersenyum dengan cantiknya. Tetapi mengapa Namjoon merasa ada sesuatu yang wanita ini inginkan.

"Ah, CEO kami sedang tidak sehat akhir-akhir ini. Saya harap, kehadiran Saya sebagai gantinya tidak membuat Anda kecewa Nyonya." Namjoon berusaha senormal mungkin, ia melayangkan segala energi positifnya.

"Tentu saja tidak Tuan Kim. Silahkan, mari masuk bersama." Jeon Ritsu menepuk pundak Namjoon, lalu tangannya turun menuju dada bidang adik dari Min Yoongi tersebut.

"Sial menjijikan," bisiknya paham akan maksud dari Istri Jeon Sungha.

Rapat di mulai. Perusahaan Min Yoongi, Kaiden Company, adalah pemegang saham sebesar 30% dari keseluruhan. Ini membuat Yoongi menempati di posisi kedua yang membuatnya memiliki hak atas kedudukannya di sebelah wanita yang menjadi perwakilan Jeon Sungha.

Pertemuan yang membahas tetang pengangkatan ahli waris, dari pemegang ekonomi nomor satu di Jepang membuat Namjoon sedikit bosan di buatnya.

Karena ia tahu, perdebatan akan mulai mengisi ruangan ini tak lama lagi, dan kini ia hanya memainkan penanya asal, mendengar seorang pengacara yang sedang berdiri di podium sisi ruangan.

"Seperti yang sudah di tulis oleh Tuan Jeon Sungha sejak lima belas tahun lalu, bahwasannya, seluruh harta miliknya jatuh atas nama Jeon Jungkook selaku putra pertamanya."

Seketika Kim Namjoon menghentikan jari atas penanya. Tunggu, apa yang pria itu katakan?

"Tidak!" suara teriakan dan dentuman dari meja di sebelahnya membuat Namjoon menoleh. Nyonya Jeon memandang marah pengacara yang berdiri di antara mereka.

"Itu palsu, yang asli berada di tangan ku." Jeon Ritsu mengangkat berkas di tangannya, hal itu membuat pemegang saham lainnya berbisik.

"Nyonya, apakah benar surat di tangan mu bisa kami percaya?" seorang lelaki di ruangan tersebut bertanya.

"Aku bisa memastikan semuanya. Di sini, terdapat tanda tangan basah dan stampel resmi milik suami ku."

Namjoon hanya teridam, matanya berpendar melihat satu persatu manusia yang menghadiri rapat ini. Tak mungkin telinganya bermasalah, apakah Jeon Jungkook yang di maksud kan oleh mereka adalah adiknya?

Day By Day [BTS BROTHERSHIP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang