Happy Reading🦋
•♡•
Pukul 10.00 WIB, kantin SMA Nusantara.
Brakk ....
Suara meja digebrak membuat atensi semua orang tertuju pada satu titik di mana sudah ada Ale dan teman-temannya, atau warga SMA Nusantara biasa menyebutnya (Geng sompral).
"Kayaknya bakal ada keributan nih,"
"Duh, mereka mau ngapain sih?"
"Pasti seru nih ...,"
"Pasti mereka mau bikin masalah nih,"
"Cabut aja lah yuk! Gue takut ada keributan,"
Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang terlontar dari mulut orang-orang di kantin.
Iya, karena mereka sudah menebak akan ada keributan di kantin, siang ini."Heh, berani lo sama kita hah?" bentak Ale pada seorang gadis berjilbab di depannya.
Gadis itu menunduk dalam tanpa berani menatap Ale. "M-maaf, t-tapi aku ada salah apa sama kalian?" tanya si gadis berjilbab dengan ucapan yang terbata-bata.
"Halah ... nggak usah pura-pura bego deh lo," sembur Diva.
"Aku benar-benar nggak tahu apa maksud kalian," balas gadis itu takut-takut.
"Hmm ... masih nggak mau ngaku lo ya." Kini giliran Indri yang maju mendekati gadis itu dan mencengkram dagunya.
Gadis itu meringis pelan. "Sumpah aku nggak tahu aku salah apa sama kalian," lirihnya.
"Lo kan, yang ngasih tahu guru kalo kita nyontek?" Ale menunjuk tepat di depan wajah gadis itu.
"B-bukan, aku nggak pernah ngelakuin itu, kalian salah paham," sanggah gadis itu.
"Heh! Kita nggak sebodoh itu ya, buat lo kibulin," sergah Karin.
"Sumpah, bukan aku yang laporin kalian," melas gadis itu.
"Ck, ck, ck, penampilan doang kayak ustazah, kelakuan nggak bener," decak Dani. Yang kian membuat gadis tadi ketakutan.
"Kalian benar-benar salah laham, bukan aku yang ngelaporin kalian," jawab gadis itu.
"Dan asal lo tahu! Gara-gara ulah lo ini orang tua kita dipanggil sama pihak sekolah. Timpal Karin.
"Udahlah, nggak usah basa-basi. Orang kayak gini emang pantesnya dikasih pelajaran," putus Ale, yang selanjutnya bertukar pandang dengan teman-temannya seolah memberu kode, kemudian menyeringai halus.
"Kira-kira, pelajaran apa yang pantes buat ustazah kita ini?" Karin mengetuk-ngetukkan jarinya pada kepalanya.
"Gimana kalo suruh lepas jilbabnya aja?" usul Diva, yang langsung disetujui teman-temannya.
Gadis itu menggeleng kuat. " Demi Allah, kalian jangan ngelakuin ini, kalian boleh aja lakuin apapun, tapi jangan lepas jilbabku hikss ...," melas gadis itu sambil menangis.
"Halahh ... nggak usah bawa-bawa mama tuhan deh lo!" Bentak Diva.
Gadis itu hanya menggeleng. "Aku mohon jangan lepas jilbabku," gadis itu terus memohon agar Ale dan temannnya tidak mempermainkan jilbabnya. Namun percuma saja, karena Ale dan Karin malah semakin gencar untuk mencoba melepas paksa jilbab gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Azalea (On Going)
Aléatoire[FOLLOW DULU SEBELUM BACA^^] #Cerita ini diikut sertakan dalam Event Writing Marathon bersama Cahaya Pelangi Media. #WMReligiCPM _BLURB_ Terkadang seseorang terpaksa harus hidup dalam kepalsuan, hanya karena ingin terbebas dari masa lalunya, mereka...