🦋CHAPTER 7

8 5 1
                                    

Happy Reading🦋


Ale terus berjalan dengan perasaan kesal, alisnya ditekuk, kakinya dihentak-hentakkan. Tangannya terkepal erat. Ah, pokoknya terlihat seperti orang yang siap menerkam mangsanya. Oke, berlebihan.

Sedangkan di belakang sana sudah ada Dani, Diva, dan Karin berteriak-riak tidak jelas, memanggil Ale.

"Le, woy Ale!" teriak Karin.

"Ale Ale, woy, aelah tungguin dong!" kini si Diva juga ikut berteriak.

"Ale, tungguin!" teriak Dani lebay menirukan gaya cewek-cewek.

Kalian bisa tebak penyebab kekesalan Ale, apa dan siapa lagi kalau bukan teman-temannya yang tidak punya akhlak. Iya, Ale kesal dengan mereka, karena sedari tadi pagi, mereka tidak henti-hentinya meledek Ale, atau bahkan beranggapan yang tidak-tidak hanya karena Ale datang lebih awal pagi ini. Sungguh aneh memang, temannya rajin malah disangka yang tidak-tidak.

Masih dengan sisa amarahnya, Ale menghampiri Indri dan Rio yang sudah duduk manis di meja pojok, tempat mereka biasa menghabiskan waktu istirahat. Ia langsung mendudukkan dirinya di bangku kantin.

"Itu muka lo kenapa, kok kusut amat? kayak baju nggak pernah disetrikah aja," celetuk Indri. Dasar menyebalkan, niat hati Ale ke sini untuk ngadem dan kabur dari tiga curut itu, malah dihadapkan dengan Indri yang tak kalah menyebalkannya dari teman-temannya yang lain.

"Ishh, lo mah sama aja kayak mereka, sama-sama nyebelin," kesal Ale.

"Mereka siapa sih?" tanya Indri, karena seriusan dia memang tidak tahu arti kata 'mereka' yang dilontarkan Ale.

"Ya itu biasa temen-temen lo." Ale menunjuk ke arah Dani, Diva, dan Karin yang sedang menuju tempat mereka duduk sekarang ini.

"Halo, halo my bro and sis, apa kabar lo pada tanpa gue selama beberapa jam ini." Dani datang dengan gaya hebohnya, tak lupa dengan pertanyaan-pertanyaan absurdnya.

"Huftt ... capek juga ngejar lo Le, sungguh tega emang lo jadi temen, masa gue ditinggal," celetuk Diva.

"Eh, tadi gue lihat lo nunjuk-nunjuk kita ya Le, ada apaan? jadi curiga deh gue," tanya Karin menyipitkan mata.

"Nggak ada," balas Ale datar.

"Yeuh ... lo mah ya, baperan jadi orang, gitu doang ngambek. Gue yakin pasti gara-gara tadi pagi 'kan?" tebak Diva dengan sok tahu nya.

"Nggak tau ah, serah lo pada deh!" balas Ale tanpa memperdulikan teman-temannya.

"Emang mereka ngapain lo sih Le? sampe kesel banget gitu mukanya," tanya Rio terkekeh melihat ekspresi kesal Ale.

"Astaga, ke mana aja lo dari tadi Yo? kok baru sekarang nanyain gue? sumpah ya, lo mah, nggak peka banget sama perasaan temen," cetus Ale dengan gaya lebaynya.

Tidak ada jawabn dari Rio. Dia hanya kembali sibuk dengan handphonenya.

"Si Rio mah kebiasaan banget, temen ngomong nggak di denger," cibir Dani.

"Biasa dia mah, raga doang yang di sini, jiwanya mah lagi travelling ke planet mars, makanya diem-diem mulu," sahut Indri.

Imam Untuk Azalea (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang