Happy Reading🦋
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, tetapi gadis itu masih nyaman dengan posisi rebahannya sambil bermain handphone, kalian bisa tebak gadis itu adalah Ale, atau bisa dipanggil Azalea, atau pilih salah satu panggilan. Ah sudahlah, kalian boleh panggil apa saja.
"Hoamm ... bosen banget gue, abis ini ngapain lagi ya?" Ale menguap dan melempar handphone yang dimankannya tadi. Dia hanya duduk di tepian kasur, bingung akan melakukan apa lagi setelah ini, padahal ia belum melakukan kewajibannya untuk menjalankan ibadah, dari waktu dzuhur hingga maghrib saja sudah di skip, emang dasar si Ale.
Drtt ... drrtt....
Tulilut ... tulilut....
Aa ... iya iya, i'm your little buterfly, nanananannananana....
Aaaa ... iya iya....Bunyi handphone dengan nada dering lagu yang biasa digunakan untuk hape-hapean bocil menyadarkannya. Tsundere sekali memang, masa trouble makernya SMA Nusantara pakek nada dering begituan? Dan, kembali lagi kepada Ale, ia segera mengambil benda pipih tersebut, namun tidak langsung mengangkatnya, tetapi, melihat terlebih dahulu siapa yang telah menelponnya di kala gabut seperti ini, dan setelah dilihat ternyata telepon dari whatsApp, di sana terpampang jelas foto Dani dengan gaya bibir dimanyunkan---pede sekali memang. Ia pun segera menerima telepon itu.
"Ck, halo ada apa sih lo telpon malem-malem gini," ketus Ale.
"Yaelah seloww dong Le, lagian masa lo lupa sih, malem ini kan mau clubbing bareng anak-anak," balas Dani di seberang sana.
"What, apa-apa? gue lupa sumpah, maafin gue yang khilaf ini," ucap Ale mendramatis.
"Astagfirullah, si Markonah, bisa-bisanya lo lupa,"
"Aelahh, bahasa lo! sok-sokan ngucap istigfar, padahal abis ini mau clubbing," cibir Ale.
"Hihi, ya gitulah Le, gue kan gini-gini masih punya jiwa budi pekerti yang baik," tutur Dani yang seratus persen adalah hoax.
"Bacot lo! udah ah, gue mau siap-siap dulu."
"Ya udah, gue tung...."
Tutt....
Belum sempat Dani menyelesaikan ucapannya, sambungan telepon sudah diputuskan secara sepihak. Dan Ale pun bergegas untuk pergi, tanpa berganti baju tentunya, dengan setelan baju kurang bahan ia pun melangkah keluar kamar.
Dan ketika sudah mendekati pintu utama untuk ke luar rumah, langkahnya dihentikan oleh suara bocil yang sangat familiar.
"Kak, mau kemana? ini udah malem," tanya Zara. Iya, itu Zara.
Ale tersenyum sebagai respon dan mengusap puncak kepala Adiknya. "Eumm ... ini mau ke rumah temen dulu, Zara tidur aja dulu! besok kan sekolah," jelas Ale yang langsung dibalas anggukan oleh Zara.
"Yaudah Kak, hati-hati," ungkap Zara.
"Iya," balas Ale.
Ale melangkah keluar rumah untuk mengambil mobil di bagasi. Ia memilih untuk membawa kendaraan sendiri, walaupun tadi pagi sudah janjian akan memakai mobil Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Azalea (On Going)
De Todo[FOLLOW DULU SEBELUM BACA^^] #Cerita ini diikut sertakan dalam Event Writing Marathon bersama Cahaya Pelangi Media. #WMReligiCPM _BLURB_ Terkadang seseorang terpaksa harus hidup dalam kepalsuan, hanya karena ingin terbebas dari masa lalunya, mereka...