Happy Reading🦋Pukul 8.00 WIB
Krringg ... kriingg ....
Suara bising jam weker yang cukup memekakkan di pagi hari ini. Namun Ale tak kunjung bangun dari tidurnya, bahkan gadis itu terlihat tidak terganggu sama sekali dengan suara bising alarm ini.
Satu jam kemudian.
"Hoamm." Ale menggeliat, mengucek-ngucek matanya. Ia baru terbangun tepat pada jam sembilan pagi. Dengan kesadaran yang masih setengah, Ale melangkah menuju kamar mandi dengan santainya. Namun seketika, ia menghentikan langkahnya, tampak sedang berpikir.
"Hari ini hari minggu kan ya?" monolognya.
"Astaga! gue lupa, hari ini harus jemput dia di bandara!" Ale menepuk jidatnya, kemudian berlari menuju nakas dan langsung memgambil jam weker di sana.
"Hah? jam sembilan? duh ... sial! gue telat ini," paniknya dan terlihat kebingungan.
"Jam weker sialan! kenapa nggak bangunin gue sih! padahal tadi malem udah gue setel alarmnya," omel Ale. Kemudian membuang jam weker tersebut ke sembarang arah.
"Gue harus ke bandara sekarang," ungkapnya sambil mondar-mandir.
Lalu tanpa berlama-lama, Ale langsung berlari masuk ke kamar mandi, hanya untuk mencuci mukanya. Dengan hoodie kebesaran miliknya, tak lupa juga celana jeans pendek, ia langsung keluar kamar, menuruni anak tangga dengan cepat-cepat dan segera menuju bagasi untuk mengambil mobil.
"Non, mau ke mana pagi-pagi gini? sarapan dulu!" sapa Bi Imah. Namun Ale bahkan tak mengubris sedikitpun dan terus melanjutkan langkahnya.
_________
Di perjalanan, Ale melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi saking paniknya.
Citt ....
Ale mengerem mendadak, karena tanpa sengaja ia tak sengaja menabrak gerobak dagangan yang ada di pinggir jalan.
Lantas, Ale pun segera keluar. Dan mendapati gerobak dagangan seorang laki-laki paruh baya, sudah hancur berantakan. Dan ada satu mobil di belakangnya, yang kemudian pemilik mobil itu pun ikut keluar. Dan betapa kagetnya Ale, saat mengetahui pemilik mobil itu adalah Bagas.
'Bagas lagi, Bagas lagi,' batin Ale menggerutu.
"Kalo nyetir ya hati-hati dong Mbak!" bentak pedagang tadi.
Tanpa mengubris perkataan pedagang tadi, Ale langsung mengambil dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah.
"Nih ya Pak, maaf saya buru-buru banget," tutur Ale.
"Eh, ya nggak bisa gitu dong, lo harus tanggung jawab dulu!" titah Bagas.
Ale berbalik sebentar, menatapnya. "Gue lagi ada urusan, lo nggak usah bacot deh!" Ale menatap sinis pada Bagas. Lalu ia segera masuk ke dalam mobil.
___________
Sesampainya di bandara, Ale melihat-lihat sekitar, mondar-mandir, mencari orang yang akan dia jemput. "Masa sih dia udah duluan, sama siapa coba?" gerutunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Azalea (On Going)
Aléatoire[FOLLOW DULU SEBELUM BACA^^] #Cerita ini diikut sertakan dalam Event Writing Marathon bersama Cahaya Pelangi Media. #WMReligiCPM _BLURB_ Terkadang seseorang terpaksa harus hidup dalam kepalsuan, hanya karena ingin terbebas dari masa lalunya, mereka...