Happy Reading🦋
"E-eh ... nggak boleh, mending lo ikut sama si Dani ama Diva tuh!" Ale menunjuk ke arah Dani dan Diva.
"Yahh, nggak seru lo ahh ... mada gue disuruh ikut si tuyul kembar, palingan di rumah mereka juga kerjaannya ribut mulu, yang ada tamvah pusing deh gue,"
Tak....
"Awss ... sakit bego!" Karin meringis kala Diva melempar sesuatu yang langsung mengenai mukanya.
"Syukurin lo! lagian punya mulut tuh dijaga, jangan dipake buat dzolimin temen mulu!" nasihat Diva dengan gaya sok - iyanya.
Bukannya mejawab ocehan Diva, Karin malah menatap penuh permohonan ke arah Ale. "Le...." rengeknya."Apa-apaan sih muka lo kayak orang nahan berak aja, mending sekarang ikut si Diva aja tuh!" perintah Ale.
"Ck, lagian kenapa sih nggak boleh Le? perasaan kita temenan dari dulu, nggak pernah tuh main ke rumah lo, selain jemput buat pergi main, itu pun cuma sampai depan gerbang," keluh Karin panjang lebar.
"Tau nih si Ale," kini Indri ikut menimpali. Dan tatapan teman-temannya yang lain seolah meminta jawaban atas pernyataan Karin.
Ale gelagapan, bingung, tak tahu harus menjawab apa. "Y-ya itu, rumah gue rame. Biasalah lagi pada kumpul keluarga," dustanya, karena tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
"Udah ah! nungguin lo pada mah nggak bakal kelar-kelar, gue buru-buru mau pulang dulu," ucap Ale.
"Ck, malah ditinggal lagi." Karin mencebikkan bibir.
"Bwhahahahah ... anjir muka lo nggak usah digituin segala, kayak orang imut aja lo," ledek Dani.
"Yaudah sih Rin, lo ikut sama curut kembar aja," saran Indri, yang langsung dihadiahi pelototan tajam oleh Dani. "Heheh, becanda kok." Indri mengangkat kedua jarinya.
"Ck, yaudah ahh ... gue ikut lo berdua aja," putus Karin.
_____🍂
Sedangkan Azalea kini tengah berjalan menuju parkiran, tetapi langkahnya terhenti kala mendengar suara bariton yang sangat dikenalinya memanggil namanya.
"Azalea," panggil orang itu. Azalea pun berbalik dan mendapati Gilang---pacarnya, di belakang sana. Iya, Gilang memang lebih suka memanggilnya dengan nama Azalea dari pada Ale.
Azalea tersenyum simpul sebagai jawaban. "Kamu udah mau pulang?" tanya Gilang.
"Iya," jawab Ale singkat padat dan jelas yang membuat Gilang mengerutkan kening atas jawabab Ale yang menurutnya terlalu singkat dan ... agak dingin.
"Kamu kenapa sih, kok simpel banget jawabnya?" tanya Gilang.
Iya, Ale memang akan merubah kosa katanya menjadi 'Aku, Kamu' ketika bicara dengan pacarnya.
Drama bucin dimulai....
Ale hanya merotasikan mata mendengar ucapan Gilang yang menurutnya tidak penting. "Simpel gimananya sih? kamu nanya ya aku jawab, emang harus gimana lagi?"
"Ya ... kamu kayak beda aja gitu, kayak yang malesan aja ketemu sama aku," jawab Gilang.
Ale bingung harus menjawab apa, karena sejujurnya ucapan Gilang memang ada benarnya, tetapi yang membuatnya lebih kesal sejujurnya karena Gilang tidak pernah mengabarinya beberapa hari terakhir.
"Nggak gitu, aku cuman lagi badmood aja," sangkalnya.
"Bohong! kamu pasti ada masalah 'kan?" kilah Gilang, yang hanya dibalas gelengan oleh Ale. "Kamu emang kayaknya udah bosen ya sama aku," cicit Gilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Azalea (On Going)
Diversos[FOLLOW DULU SEBELUM BACA^^] #Cerita ini diikut sertakan dalam Event Writing Marathon bersama Cahaya Pelangi Media. #WMReligiCPM _BLURB_ Terkadang seseorang terpaksa harus hidup dalam kepalsuan, hanya karena ingin terbebas dari masa lalunya, mereka...