1. Sebuah Awal

661 74 7
                                    

Hari ini adalah hari minggu, hari dimana semua anggota keluarga berada dirumah seharian dan berkumpul untuk menikmati momen bersama. Contohnya keluarga Adhi yang sedang asik berkumpul di taman. Keluarga itu terdiri dari pasangan suami istri yaitu Adhi dan Nata  serta kedua anak laki lakinya bernama Ravi dan Ian, yang terpaut umur 2 tahun.

Ravi si sulung tampak asik bermain bola sedangkan Ian membaca buku di gazebo depan rumah bersama papa dan mamanya. Namun lama kelamaan Ian merasa bosan, ia tertarik dengan bola yang sedang dimainkan sang kakak.

"Mama aku mau main bola juga" ucapnya dengan manja.

Sesaat Nata menatap suaminya untuk mengkode sesuatu. Adhi nampak mengangguk dan Nata pun kembali berbicara dengan bungsunya.

"Iya tapi kalau udah capek bilang ya" ucap Nata yang langsung mendapatkan anggukan samangat dari Ian.

"Bang pinjamkan bola itu ke adikmu" perintah Adhi.

"Gamau pa, kan Ravi baru aja main ini" Ravi menolak dengan menatap Ian tak suka.

"Adek nanti aja ya mainnya setelah abang" bisik sang mama.

"Gamau Ian maunya sekarang ma hiks" Ian mulai terisak

"Ian jangan nangis dong sayang, nanti sesek lho" Nata berusaha menahan Ian agar tidak menangis.

Adhi mendekat pada Ravi yang masih menggenggam erat bolanya.

"Ravi, kamu sayang sama adikmu kan nak?" Bisik sang papa membuat bibir manyun Ravi sedikit menipis.

"Sayang kan? Bolanya dipinjem adek sebentar ya, nanti papa belikan lagi yang baru oke? Abang kan anak pintar ya"

"Adek diem ya, tu dah mulai sesek" Nata nampak khawatir melihat bungsunya yang napasnya mulai tak beraturan.

Namun tangis Ian perlahan berhenti saat Ravi datang menyodorkan bola itu kepadanya.

"Nih" ucap Ravi lalu pergi begitu saja masuk ke dalam rumah.

Ian nampak senang dan langsung memainkan bola itu. Namun tidak lama Ia tiba tiba terjatuh Adhi dan Nata langsung panik dan mendekat.

"Sayang kamu kenapa?"

"Sesak ma hiks" ucap Ian sambil meremat dadanya.

"Ya Allah tahan dulu ya nak ayo kita ke dalam" Adhi langsung mengangkat tubuh ringan Ian untuk dibawanya ke kamar.

Hari pun menjelang siang, adzan Dzuhur mulai berkumandang. Seseorang mengetuk kamar Ravi ketika si empunya sedang asik bermain Play Stationnya. Mendengar pintunya diketuk bocah itu langsung bergerak untuk membukanya.

"Mama?" Ucapnya ketika melihat sang mama berdiri di depan pintu sambil menenteng tas mukena di lengan kirinya.

"Sayang sholat Dzuhur dulu yuk, berjamaah sama papa" ucap Nata sambil mengelus lembut rambut sang anak.

Ravi pun mengangguk dan menerima uluran tangan sang mama yang akan membawanya ke mushola kecil di mansionnya.

Setelah wudhu dan memakai sarungnya Ravi langsung menepatkan diri di belakang sang papa yang kini sedang duduk sambil berdzikir menggunakan tasbih. Lalu sang mama menyusul dengan mukena cantiknya dan tersenyum hangat padanya. Namun Ravi merasa janggal karena tidak menemukan satu orang yang biasanya mengintil di belakang mamanya.

"Ma adek mana?"

"Adek lagi tidur bang, gabisa ikut sholat dulu" jawab sang mama.

Ravi langsung mengangguk paham. sang adik memang sering tidur siang tapi biasanya setelah sholat Dzuhur baru tidur, namun tak jarang adiknya tidur siang lebih awal jika sakit.

MISTAKE || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang