8. Perubahan

375 42 7
                                    

Kelas Ravi ada pergantian jadwal olahraga hari ini dan kelas Ian juga ada jadwal olahraga hari ini, kebetulan jam nya pun sama. Jadi mereka melakukan olahraga bersama di lapangan. Untuk kelas Ravi melakukan penilaian lari sedangkan kelas Ian melakukan penilaian voli.

Ian duduk di tribun penonton, ia memang tidak diikutkan untuk mapel olahraga praktek. Sebagai gantinya ia akan mendapatkan tugas secara teori dari gurunya. Ravi pun baru tahu jika selama ini adiknya tidak pernah mengikuti praktek olahraga. Ia semakin merasa bersalah karena hal sekecil itu pun ia tak tahu. Padahal mereka satu sekolah dari dulu.

Ian merasa senang sekali karena bisa bareng dengan abangnya. Pandangannya fokus ke sang abang, bukan ke teman-temannya. Ia terus menyorakkan nama Ravi dan teman-temannya untuk memberikan semangat.

"Ayo Bang Ravi! Bang Ezra! Bang Agam! Bang Nathan!" Teriaknya, ia pun mendapatkan acungan jempol dari mereka kecuali Ravi yang hanya melihatnya sinis.

Melihat sang abang yang sangat berusaha keras di penilaian itu, Ian pun inisiatif untuk beli minuman untuk Ravi.

"Loh Ian tadi kemana?" Tanya Ezra setelah selesai berlari. Ia berjalan menuju tribun yang di duduki Ian tadi.

"Entah, bukannya tadi disitu ya?" Ucap Agam dengan suara yang masih ngos-ngosan.

"Abang!!!" Teriak seseorang dari kejauhan yang sedang meneteng sebuah kresek.

"Oh Ian!" Ezra pun langsung menghampiri adik temannya itu.

"Ternyata disini, dari mana kamu?"

"Ini beli minuman buat kalian"

"Wahhh baik banget, sini abang bantu bawa" ucap Ezra mengambil kresek yang ditenteng Ian.

Ezra berjalan menuju teman-temannya dengan Ian yang berjalan di belakang karena mencari Naren untuk diajak minum bareng.

Saat sedang fokus mencari keberadaan Naren tiba tiba sebuah bola voli dengan kuatnya menghantam kepalanya hingga membuatnya jatuh dan seketika pandangannya gelap.

"Ian!" Teriak Ezra setelah mendengar teriakan orang-orang di belakang dan tiba-tiba mendapati Ian yang sudah pingsan dibelakangnya.

Ravi yang dari tadi memperhatikan dari jauh langsung berlari menghampiri adiknya. Ia sangat khawatir dan juga marah karena tahu siapa pelaku yang melempar Ian dengan bola Voli itu.

"Cepat bawa ke UKS" ucap Nathan.

Ravi langsung mengangkat tubuh adiknya dan berjalan cepat menuju UKS.

Ia langsung membaringkan tubuh Ian dan melonggarkan seragam adiknya.

"Minta minyak kayu putih" ucapnya kepada petugas UKS.

"Ian bangun yann, Iann" ucapnya sambil menepuk nepuk pipi Ian.

Tak lama petugas UKS datang dan langsung membantu Ravi yang berusaha memberi pertolongan pertama.

Ravi terus menyebut nama adiknya dan menepuk-nepuk pipi Ian agar sang Adik cepat sadar.

Perlahan mata Ian mulai terbuka, Ravi langsung mengucap hamdalah ketika adiknya sadar.

"Alhamdulillah, yan lo oke?" Tanyanya dengan raut yang khawatir yang masih ketara.

Melihat keberadaan abangnya di dekatnya dan melihat raut khawatir dari abangnya, ia merasa seperti sedang mimpi Indah. Ian diam saja tak menjawab, ia terus memandangi sang Ravi dalam diam.

Panggilan ke berapa kalinya membuatnya tersadar, ia menggeleng ketika ditanya mana yang sakit. Padahal kepalanya masih pening.

"Ini ada minuman hangat diminum dulu" ucap seorang petugas UKS yang membawa sebuah gelas.

MISTAKE || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang