11. The Truth Untold

354 39 17
                                    

Hari ini Arsen kembali masuk sekolah, ia sengaja tidak bilang ke Ravi karena ingin memastikan foto yang dikirimkan kemarin. Ia berangkat pagi sekali dan sengaja nongkrong di kantin depan untuk memantau saudaranya itu.

Benar saja, kurang lebih 20 menit setelah ia datang, mobil yang ia kenali lewat dan tak lama seorang Ian keluar dari mobil itu. Tak lain tak bukan itu mobil Ravi yang jarang dipakai, karena biasanya Ravi naik motor. Ravi berangkat ke sekolah bersama Ian menggunakan mobil, tentu saja Arsen semakin kepanasan.

"Manja banget anak itu" ucap Arsen sambil meremas bungkus rotinya.

"Permainan hari ini dimulai Ian.." ucapnya lirih sambil mengamati punggung Ian yang semakin menjauh.

Sekelompok murid anggota kedisiplinan tiba-tiba masuk ke kelas. Yap betul tiba-tiba mereka melakukan sidak.

"Kami anggota osis akan melakukan sidak, maka dari itu kita minta kerja sama kepada teman-teman semua untuk meninggalkan bangku kalian masing-masing, murid putri silahkan kedepan semua dan putra ke belakang, tanpa membawa benda apapun!" Perintah salah satu murid kedisiplinan itu.

Mereka pun mulai memeriksa seluruh isi kelas, sebagian ada yang mengecek isi tas dan sebagian mengecek kelengkapan seragam.

"INI TAS SIAPA?" teriakan itu membuat kelas hening seketika.

"Kenapa?" Tanya salah satu anggotanya.

"Ditemukan satu bungkus rokok" ucap murid kedisiplinan itu dengan menunjukkan rokok di tangannya.

Seketika kelas menjadi ramai, karena terkejut. Apalagi mereka tahu tas itu milik siapa.

"Tas Arsen" ucap salah satu murid.

"Oh cepat catat nama dia, Arsen siap-siap untuk menghadap guru kesis.."

"Tunggu!" Teriak Arsen dari belakang.

"Itu bukan milik gue" ucap Arsen dengan menunjukkan muka tak berdosanya.

"Jangan mencoba membela diri Arsen, jelas-jelas itu dari dalam tas kamu"

"Pasti ada seseorang yang sengaja memasukkan barang itu ke dalam tas gue" ucap Arsen membuat suasana semakin ramai dengan bisikan dari siswa lain.

"Pasti ada saksi diantara kalian semua" sambung Arsen sambil menunjuk teman-temannya.

"Sen, gue tadi liat Ian yang masukin rokok ke dalam tas lo" ucap mikhael teman Arsen.

"Iya gue tadi juga liat" sambung Nadine.

"Dia tidak keluar sama sekaki saat istirahat, pasti dia yang melakukan"

"Iya tuh betul"

Sahut murid lainnya yang ikut membenarkan tudingan itu padahal tidak tahu apa-apa.

Ian yang tiba-tiba dituduh pun seketika tak ada daya untuk membela diri. Kenapa tiba-tiba mereka memojokkannya, padahal ia tak tahu apa-apa. Naren yang biasanya membelanya tidak masuk hari ini.

Arsen menghampirinya dan langsung menarik kerahnya.

"Apa maksud lo hah??"

"B-bukan gue" ucapnya tergagap karena terkejut.

Murid kedisiplinan pun langsung melerai mereka berdua.

"Heh udah- udah, yang bener yang mana?? Bener elo yang masukin ini ke tas Arsen?" Tanya murid kedisiplinan itu ke Ian.

"Bukan, gua ngga ngapa-ngapain dari tadi"

"Bohong, dia bohong jelas-jelas gue liat" ucap Mikhael.

"Lo jujur aja kalau bawa rokok, jangan ngumpanin gue ke lubang buaya! Catet aja nama dia, jangan nama gue!" Ucap Arsen lalu pergi dari tempat itu.

MISTAKE || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang