4. The Only Hallucination

30 6 0
                                    

Ckklek

Namjoon menoleh. Pintu apartemen terbuka dan tampaklah Jimin yang membawa kotak berwarna hitam.

"Dari mana?" tanya Namjoon.

"Jalan-jalan." Jimin melepas sepatunya.

"Apa yang kau bawa itu?"

"Nanti aku kasih tahu." Jimin masuk ke dalam kamarnya.

Jimin duduk di atas kasurnya. Perlahan ia membuka kotak yang ia pegang. Di dalamnya terdapat benda berbentuk tabung berwarna merah. Itu lilin yang digunakan dalam permainan pemanggilan roh. The Dead. Itulah nama permainannya.

The Dead adalah permainan yang sudah ada sejak abad ke-19 di Korea Selatan. Jadi, bisa dibilang permainan ini cukup terkenal.

Gila? Jimin memang berpikir begitu pada awalnya, tetapi ada yang lebih gila lagi di dalam pikirannya. Kapan-kapan ia ingin memainkan The Dead.

"Bagaimana aku mencari orang yang berpengalaman?" gumam Jimin.

Tadinya Jimin ingin menemui seorang paranormal, tetapi di mana?

Ada sebuah alasan kenapa Jimin membeli lilin merah itu. Seperti ada sesuatu yang menarik dia untuk membelinya dan ... jika bisa ia ingin sekali 'berbicara' dengan roh. Kalau beruntung.

"Hah ...."

"Kenapa kau belum bisa merelakan Taehyung, Park Jimin?" monolog Jimin.

"Hey."

"Huh?"

Apa Jimin salah dengar? Ada yang memanggilnya.

"Jimin~"

Badan Jimin kaku seketika, ia berkeringat dingin. Panggilan itu benar-benar jelas dan itu bukan dari member Bangtan lainnya.

"Tolong."

Puk!

"AAAAAAAAA! HYEONG!"

Jimin berlari kencang keluar kamar sampai-sampai hentakan kakinya terdengar oleh Yoongi yang sedang makan.

"Kau kenapa, Park?" ketus Yoongi.

Jimin duduk di kursi depan Yoongi dan menatap takut. Dia masih terkejut dengan kejadian tadi. Ada yang menyentuh bahunya, padahal Jimin sendirian di dalam kamar. "T-tadi ... tadi ada yang memanggilku dan memegang bahuku!"

Yoongi hanya menatap Jimin dengan mata sembabnya.

"Aku serius!"

"Aku juga serius. Mungkin kau berhalusinasi. Kalau lelah istirahat saja." Yoongi beranjak ke dapur.

"Tapi ... itu sangat jelas. Aku tidak halusinasi ...," gumam Jimin, "ah, sudahlah."

Jimin melihat Yoongi yang masuk ke kamar. Dan kini hanya Jimin sendiri yang berada di luar kamar. Dia melangkah ke ruang utama. Ia ingin menonton TV saja, daripada bosan.

Banyak berita bertebaran terkait kasus kemarin. Jujur, Jimin muak, tetapi sayang sekali orang-orang tidak mau berhenti membicarakan tentang hal ini, terutama penggemar mereka.

Jimin sebenarnya tahu kalau semua bukti terkait meninggalnya Taehyung itu mengarah pada bunuh diri. Namun, tidak tahu kenapa Jimin tidak mau mengakui hal itu.

Dia mengusap kasar air matanya. "Apa aku harus mencobanya sekarang?"

Jimin mengambil ponselnya. Ia membuka satu website yang menjelaskan tentang cara bermain ... The Dead.

Pemuda itu sedikit melongo ketika membaca peraturannya. Memang sedikit ribet dan beresiko juga, walaupun kemungkinan mendapat resiko besar itu kecil. Bisa-bisa roh jahat yang datang, tetapi tidak mungkin juga Jimin bermain sendiri.

We Call You HereWhere stories live. Discover now