We Call You Here

13. Feels Just Always Dead

“Jimin? Hyejoon?”

Jimin dan Hyejoon terpaku serta perlahan mengerjapkan mata dengan jantung yang berdetak cepat.

Mereka rasanya terhipnotis dan fokus pada sesuatu di depannya. Air matanya mengalir deras dari mata Jimin.

“Kenapa kalian ada di sini?”

Tanpa berpikir itu makhluk yang menyamar atau bukan, Jimin langsung memeluk ‘seseorang’ yang telah menyelamatkannya itu.

“Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Taehyung!”

Taehyung membalas pelukan sahabatnya itu. “Maafkan aku, Jim,” katanya lirih.

Jimin melepas pelukannya dan menatap Taehyung dengan matanya yang sudah sembab. Ia tidak percaya ini. Akhirnya ia berhasil bertemu dengan Taehyung walaupun harus terjebak di sini.

“Bagaimana kalian bisa di sini?” tanya Taehyung yang masih kaget.

“Aku ... aku ingin bertemu denganmu.”

Taehyung terdiam. “Tapi ... ini bukan dunia kalian. Kalian harus kembali.”

“Tidak sebelum aku mengetahui kebenarannya langsung darimu.”

Taehyung menunduk dan menghela nafas. “Aku akan membantu kalian dan yang lain keluar dari sini. Ini tempat yang terlalu berbahaya bagi kalian. Ayo pergi.” Taehyung berbalik arah.

Jimin dan Hyejoon hanya terus mengikuti Taehyung. Mereka bertiga saling berdiaman.

“Tae, apa alasanmu memilih menyerah pada hidupmu sendiri? Kau masih punya kami. Kau bisa menceritan masalahmu pada kami,” ujar Jimin.

Taehyung tersenyum miris.

“Kau akan mendengar semua penjelasan ku ketika kalian semua sudah bersama. Kalian tahu? Kalian sudah di sini selama lebih dari dua hari.”

—፰፰፰—

Tok!

Tok!

Tok!

“Ck, ke mana mereka?”

Seorang pria bernama Dae-ho yang merupakan manajer BTS kini tengah berdiri di depan dorm Bangtan.

Sudah dua hari mereka tidak membukakan pintu ketika Dae-ho datang. Tidak ada izin pergi juga dari sang leader Bangtan ataupun member lainnya.

Dae-ho memilih menelepon Namjoon. Namun, ia langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya karena mendengar teriakan yang membahana.

“MANAJER! TOLONG!”

“Kalian di mana!?”

“DI DUNIA GHAIB!”

Dae-ho mengerutkan keningnya. “Jangan bercanda!”

“AAAA! AKU TIDAK BERCANDA!”

“DOBRAK PINTU DORM SEKARANG DAN TEMUKAN LILIN MERAH! BAKAR LI–”

Tut!

Tut!

Tut!