ETAW || t w e l v e 🐾

4.8K 598 9
                                    

ENJOY
*
*
and
*
*
HAPPY READING!!!
__________________________

Malam berganti pagi, burung-burung berkicau indah dengan matahari yang perlahan terbit yang membuat dedaunan berembun. Tergolong segar dan asri untuk kehidupan dikota.

Pukul 05.30 matahari belum terlalu terang, hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 06.50 matahari benar-benar terbit dengan sempurna.

Matahari yang bersinar menandakan kembalinya manusia-manusia disibukkan dengan aktivitas sehari-hari mereka.

Berbeda dengan tokoh utama kita yang masih asik dalam tidur nyenyak nya, dengan posisi seperti awal tidur tadi.

Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! Wake up!! WAKE UP RIGHT NOW!!!

Sepertinya Nana terusik dengan alarm yang berasal dari spiker bluetooth yang masih tersambung dengan handphone nya.

Eunghh

Melenguh pelan dengan menggerakkan kakinya menendang-nendang angin disaat merasa tidur nyenyak nya terusik.

'Alarm siapa sih?'

'Sejak kapan aku menggunakan alarm?'

'Dimana Mona? Kenapa dia tak mematikan benda berisik itu?!'

Nana menggerutu dalam hati karena sangat malas mengeluarkan suara. Hingga tiba-tiba dirinya tersentak seakan teringat sesuatu.

Membuka kelopak matanya sambil terduduk secara tiba-tiba, yang menimbulkan efek pandang nya menjadi gelap dan berkunang-kunang tercampur dengan rasa pusing akibat gerakan yang tiba-tiba.

Disaat sakit dikepalanya cukup mereda dan pandangnya mulai membaik Nana melihat sekitar yang membuat nya berdecak. "Ck, tak kusangka aku sungguh berada di cerita buatanku. Mana menjadi orang bodoh pula!" Gerutunya.

Setelah beberapa waktu duduk diam sembari mengumpulkannya kesadaran nya, Nana turun dari ranjang dan berjalan masuk ke bathroom.

Selama 20 menit mandi mengunakan shower Nana keluar dan berjalan masuk kedalam walk in closet untuk mengganti pakainya. Setelah siap dengan seragamnya, Nana keluar walk in closet dengan membawa tas ransel yang berukuran kecil berwarna hitam.

Duduk di meja rias, lalu memberikan wajahnya bedak tipis dan memoleskan lipbalm berwarna pink peach dibibir pink pucatnya.

Selesai dengan wajahnya, Nana mulai membenahi rambutnya. Mulai melepas lilitan handuk di rambutnya, lalu mengeringkan rambut menggunakan hairdryer.

Setelah mengeringkan rambut, Nana mulai mengikat rambutnya dengan simple. Satu kata untuk penampilan Nana 'Perfect'.

Mulai beranjak dari meja riasnya, Nana berjalan menuju meja belajar. Memasukkan kotak pensil, handphone, powerbank, laptop, airpods, dan dompet.

Jika kalian bertanya dimana bukunya? Jawabnnya adalah, semua bukunya ada di loker miliknya dikelas.

Selesai dengan semua perlengkapannya, Nana mulai keluar kamar menuju meja makan untuk melaksanakan sarapan pagi.

"Morning." Sapanya dengan nada dan wajah flatnya sebelum ia duduk disalah satu kursi yang ada dimeja makan.

"Morning too sayang." Sahut kedua orang paruh baya yang merupakan ayah dan ibu tiri Natasha, atau ayah dan ibu tiri Nana? Bukankah sekarang ia adalah Natasha?

Berbeda dengan kedua orangtuanya, seorang remaja laki-laki disitu hanya melirik sekilas lalu melanjutkan makannya.

Ditengah-tengah sarapannya, sang ayah berceletuk "Natasha." Panggilnya ragu.

Nana yang merasa terpanggil hanya menjawab dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Ehmm..." Terlihat jelas sang ayah ragu untuk bertanya. "Ada apa?" Tanya Nana akhirnya membuka suara. Sedangkan kedua orang dimeja makan lainnya hanya diam sambil mendengarkan, membiarkan ayah dan anak itu berbicara.

Sedangkan disisi ayah, ia enggan bicara karena mengetahui sang anak yang membenci dirinya. Hingga biasanya saat ia berbicara tak pernah dipedulikan oleh putrinya, cukup terkejut Ia saat ini melihat sikap anaknya berubah dengan menganggapi ucapannya.

"Eee... Dad-daddy dengar kemarin kamu masuk rumah sakit? Benar?" Tanyanya hati-hati. Kemarin Sam -ayah Natasha sempat mendapat kabar dari orang suruhannya yang diperintahkan untuk menjaga Natasha, mengatakan saat diperjalanan pulang Natasha tertiba pingsan. Sam ingin mengunjungi, namun sadar bahwa kedatangannya hanya akan membuat murka sang putri.

Mendengar pertanyaan sang ayah Natasha hanya menganggukkan kepalanya, sebab mulutnya sedang mengunyah roti.

"Kamu sudah sehat? Sudah enakkan? Benar-benar sudah baik-baik saja?" Tanya Sam beruntun.

"Aku baik-baik saja, tenang lah." Ujar Nana berniat menenangkan.

"Apa perlu diantar dengan supir?" Tanya Sam. Entahlah, Sam rasa ia akhirnya dapat dekat dengan putrinya seperti dulu lagi.

'Kuterima sajakan? Lagipula aku tak tau dimana letak sekolah ku. Syukurlah dia yang menawarkan, sehingga aku tak perlu repot.' Ujar Nana dalam batin.

"Jika tidak keberatan, dengan senang hati aku menerimanya." Jawab Nana dengan nada dan wajahnya seperti biasa flat.

"Tentu saja daddy tak keberatan." Jawab Sam tersenyum simpul, lalu menghubungi salah satu bodyguard kepercayaannya untuk mengantarkan Nana.

"Permisi tuan, apa anda memanggil saya?" Ujar seorang pria berbadan kekar, menghampiri Sam.

"Rackhman, saya ingin kau menjadi supir and bodyguard Natasha hari ini. Kuharap tak ada lecet sedikitpun jika kau masih ingin berjalan dengan kaki utuh." Ujar Sam memberi perintah.

By the way, Rackhman merupakan salah satu bodyguard yang Sam perintahkan untuk mengawasi Natasha sejak 11 tahun belakangan.

"Aku selesai, terimakasih makanannya." Ujar Nana lalu setelah mendapat balasan, Nana segera menuju pintu utama menunggu Rackhman datang dari garasi dengan mobil.

Setelah menunggu kurang lebih 2-3 menit, mobil ferrari 458 italia berwarna yellow yang dikendarai Rackhman sampai didepannya.

Rackhman dengan segera keluar dari bangku supir lalu dengan sigap membukakan pintu mobil bagian belakang untuk nonanya masuk seraya membungkuk hormat.

Setelah memastikan nonanya masuk, Rackhman menutup pintu lalu memposisikan diri dikursi kemudi dan menjalankan mobilnya menuju sekolah nona mudanya.

Di perjalanan hanya diisi keheningan. Dengan Rackhman yang fokus menyetir, dan Nana yang sudah disibukkan dengan laptop didepannya.

Jari-jemari Nana sibuk mengotak-atik laptopnya, dengan pandangan yang senantiasa melihat kearah layar laptop dan jari yang bergerak lincah diatas keyboard laptop seakan sudah pro mengunakannya.

Nana tak melakukan hal aneh-aneh, hanya mencari informasi dari para tokoh-tokoh novel. Agar saat bertemu nanti ia tak terkejut dan seperti orang linglung.

Tapi yang Nana herankan. Kenapa Ia tak mendapat foto wajah dari pemeran protagonis wanita?

*
*
*
*
TBC...

Thankyou for reading♡

See u!!

↓☆↓ vote??

-Lexy 🧡

ENTER THE ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang