seulgi malu-malu karena di tatap Taeyeon penuh selidik. Taeyeon nganterin irene sampai parkiran bawah.
"jangan kemaleman lo bawa adek gue" Ancam Taeyeon dan seulgi mengangguk patuh. irene yang udah duduk di dalem mobil natap sinis Taeyeon yang udah kayak bapak-bapak introgasi menantunya.
"udah seul tinggalin aja si Taekecoa. ga usah ditanggepin" ucap irene yang nurunin kaca mobil. Taeyeon udah memisuh karena irene ngasih middle finger ke Taeyeon.
"yaudah kak kalo gitu kita pamit ya" seulgi langsung ngacir masuk mobilnya sedangkan irene masih saling maki dengan Taeyeon.
Mobil semakin jauh dan senyum Taeyeon mengembang. "kalo lo bahagia, gue sebagai kakak lo juga akan bahagia rene walaupun kita bukan sepupu kandung"
Irene menatap takjub suasana pasar malam didepannya. barisan penjual makanan dan wahana permainan kayak lagu narik dia buat mencobanya.
"suka?" tanya seulgi merangkul bahu irene yang mengangguk antusias. dia ga sadar meluk pinggang seulgi karena kesenangan.
"banget seul. makasih ya udah ngajak kesini" ucap irene bikin pipi seulgi memerah. mereka kayak pasangan yang lagi ngedate.
"mau coba yang mana dulu? makanan atau permainan?" tanya seulgi karena mata irene udah liat jajanan terus.
"aku mau sate seafood itu boleh?" tunjuk irene ke penjual sate yang lagi melayani beberapa pembeli.
"boleh. ayok kesana" ajak seulgi yang masih merangkul bahu irene. dia takut irene lepas dari pandangannya apalagi irene itu mungil.
mereka mencoba berbagai permainan. Jiwa kompetitif irene membara malam ini. dia ga sungkan untuk lepas sepatu untuk main pancing ikan pakai kaki padahal lawannya anak SMP sampai jadi tontonan orang-orang. Irene ngeincer kalung 'bunny & bear' yang keliatannya lucu. padahal kalo mau beli Irene bahkan bisa beli 1000 tipe itu.
"pegel gak kakinya? aku pijet sini" tanya seulgi ketika mereka duduk di kursi deket Biang Lala. Seulgi natap gemes irene yang senyum-senyum liat kalung yang berhasil di memenangkannya. seulgi harus melototin anak SMP yang kalah itu. karena ga terima irene yang menangin game.
"seneng banget yang abis ngalahin anak SMP" ucap seulgi menggoda irene yang mengangguk setuju.
"harus dong. tuh anak tengil banget tau, mana ga sopan lagi. selain aku ngincer kalung ini, aku juga sebel sama anak itu" Irene menggerutu karena anak SMP itu tadi bisik-bisik sama temennya yang rambut pendek bilang irene terlalu mungil untuk umurnya.
"kalo ga salah namanya Yeri terus temennya itu Winter" ingat seulgi mikir, takut dia salah nama. Irene memicingkan matanya liat seulgi curiga. "Kok kamu tau nama mereka?" tanya irene.
"di baju mereka ada name tagnya kak. dan kayaknya itu baju SMP aku dulu deh. familiar gitu soalnya"
Irene mengangguk. dia liat ke kanan biang lala yang beroperasi itu. seulgi ikut liat pandangan irene.
"mau nyoba naik?" tanya seulgi yang di balas gelengan kepala.
"gamau, takut" cicit irene. Seulgi tau banget kalo irene itu takut ketinggian.
"ada aku. kakak ga perlu takut. kamu pasti penasaran kan gimana rasanya naik bianglala?" tanya seulgi. irene mengangguk. dia penasaran banget tapi pas tangannya dipegang sama seulgi terus diajak ke tempat tiket dia senyum merona. mereka udah kayak pasangan yang lagi ngedate.
irene nutup matanya takut pas tempat duduk mereka gerak tandany mau naik keatas. seulgi yang liat itu langsung nenangin irene dengan cara meluk dia.
"hey gak apa-apa kok, coba kamu liat pemandangan di luar" ucap seulgi. Irene pelan-pelan liat ke arah kaca tempat mereka duduk. Pemandangan malam hari penuh dengan lampu-lampu dibawah sana sedikit mengurangi rasa takut irene.
tiba-tiba aja bianglala itu bergoyang bikin irene refleks teriak dan meluk seulgi yang lagi gak siap. posisi mereka saat ini hidung irene ada di depan mulut seulgi. kalo seulgi nunduk dikit atau irene angkat kepalanya mereka bisa aja langsung ciuman.
Irene merutuki dirinya yang mudah banget kagetan dan seulgi mengatur jantungnya yang berdebar-debar kencang. Irene yang ga sadar posisi mereka sedikit mengangkat kepalanya bikin seulgi reflek mundur dikit.
Pipi irene merona karena jarak mereka cukup dekat. matanya terfokus sama bibir seulgi yang merekah itu begitu juga dengan seulgi. entah keberanian dari mana, seulgi perlahan meraih leher Irene dan memajukan wajahnya. Melihat irene yang ga ada perlawanan dan nutup matanya, dengan berani seulgi menempelkan bibirnya dengan lembut di atas bibir irene.
Ciuman yang hanya menempel itu sukses bikin jantung keduanya berdebar-debar. irene lebih dulu menyudahinya karena bianglala mereka udah berhenti. Pipinya sangat memerah.
"maaf kak" cicit seulgi menunduk malu.