01

1.8K 97 1
                                    

Vote dan komen ya!
Dengan bantuan Vote dan komen kalian, itu sangat membantu ku untuk semakin semangat nulisnya. So, jangan pelit2 ya. Imbalannya, pahala.  Aamiin 🙏

  Aamiin 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




****

Seorang gadis cantik nan mungil tengah berlari - lari di lorong sekolah. Dirinya sudah terlambat untuk memasuki kelas karena bangun kesiangan. Ini adalah salahnya yang semalam terlalu larut menonton film. Bahkan ketika ibunya membangunkannya, dia tidak sadar sama sekali.  Bangun - bangun, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Jauh dari kebiasaannya yang selalu bangun pagi pukul 5. 

"Haduh, Dewi sudah telat!"

Sekuat tenaga dia berlari untuk menuju ke kelasnya yang sialnya, itu berada di paling ujung lorong. Beberapa kali dia hampir terjatuh karena tali sepatunya yang tidak dia ikat secara rapi. Dia mengabaikan itu.

Sedikit lagi, dia sampai. Hanya tinggal belok ke kanan dan,...

Bug!

"Awsss.. sakith.." lirihnya.

Dia yang ingin belok ke kanan malah justru tidak sengaja menabrak sesuatu. Dewi sampai jatuh terduduk, pantatnya menghantam lantai yang dingin.

"Duh, kenapa bisa nabrak sih? Kan bener, Dewi belok ke kanan." Lirihnya. Dia menahan rasa sakitnya.

Saat sibuk mendumel, sebuah tangan terulur ke arahnya. Dewi menatap itu lalu perlahan menyusuri ke atas untuk melihat siapa pemilik tangan kekar itu.

"Kamu...siapa?"

Cowok yang mengulurkan tangan itu bergeming. Dia tak menjawab pertanyaan Dewi. Malah, dia ikutan jongkok dan menatap intens Dewi.

"Sakit, hm?" Tanyanya.

Dewi memiringkan kepalanya bingung, "Huh?" Otaknya blank. Dia... terlalu fokus dengan makhluk ciptaan Tuhan di depannya. Baru kali ini dia melihat laki - laki yang begitu tampan.

Tanpa aba-aba, si cowok mengulurkan kedua tangannya ke arah Dewi lalu membantunya berdiri. Melihat dari atas ke bawah dan sebaliknya, meneliti apa ada yang terluka atau tidak.

Dewi yang tersadar karena sudah berdiri, langsung berkacak pinggang. "Kamu..." Tunjuknya pada si cowok. "...kamu yang udah nabrak Dewi ya?"

Si cowok melihat telunjuk Dewi dengan tatapan datar. Dia tak merasa terganggu sama sekali. Berdiri tegap, masih menunggu apa yang akan diucapkan gadis imut dan lucu itu.

"Kalo jalan itu lihat-lihat dong! Masa Dewi Segede ini ditabrak sih!?" Sungut Dewi. Dia sudah kesal.

"Lo telat."

"Huh?" Lagi, Dewi linglung.

"Masuk kelas."

Dewi berdecak lucu, "Apasih? Dewi gak paham! Kalo ngomong jangan disingkat kayak orang sariawan!"

Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang