Vote and komen! Jangan lupa ya
Follow juga kalo yg ikhlas 😁Kasih tanda kalo ceritanya rancu atau tidak sesuai!!!
****"Dimana dia?"
Seorang pengawal datang mendekat, kemudian berkata, "Tuan besar, sebentar lagi Tuan muda akan datang."
Orang yang dipanggil Tuan besar itu mengangguk. "Hm. Bagus. Apa dia berbuat aneh-aneh selama di sana?"
Pengawal itu tampak terdiam. Bingung harus menyampaikan informasi seperti apa untuk Tuan besarnya.
"Kenapa diam? Kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?" Pengawal itu tampak kaget dan gelagapan saat diberikan pertanyaan lagi. Tidak ada pilihan lain selain mengatakan apa yang terjadi. Resiko, akan ditanggung nanti. "Tuan, sebenarnya--"
"Tuan besar..."
Pengawal lain datang dan memanggil. Diam-diam pengawal yang di dekat Tuan besar itu menghela napas lega karena tidak jadi mengatakan hal yang sebenarnya. Sudah pasti akan ada perpecahan jika mulutnya tidak dikunci.
"Kau...kenapa memanggil?"
Pengawal yang baru saja datang itu melirik pengawal lain di samping tuannya. Tahu maksud akan lirikan itu, dia mengundurkan diri. Tuan besar tak ambil pusing. Dengan cerutunya, dia hanya cukup mengisyaratkan lewat tatapan mata.
Sepeninggal pengawal tadi, Tuan besar mengkode pengawal yang baru saja datang untuk segera berbicara.
"Katakan."
"Sesuai dengan dugaan anda, mereka akan segara datang, Tuan besar. Dalam perjalanan kemari beserta dengan pengawal pribadinya."
Hush
Hush
Asap rokok yang dihembuskan pria itu mengabur dan menyatu dengan udara. Aroma khas tembakau dicampur dengan melati kering semerbak membaui ruangan. Ini... bukanlah asap rokok biasa. Di dalamnya terdapat sebuah bubuk obat khusus yang dipesan sendiri olehnya. Fungsinya sama seperti rokok lain, hanya bedanya ini lebih awet dan lebih wangi.
Aromanya yang terlalu wangi ini, bagi yang pertama kali menghirupnya pasti akan mabuk dan tergoda. Sebaliknya jika dia sudah terbiasa, maka akan berefek seperti rokok lainnya. Hal itu berlaku untuk seluruh penghuni mansion ini. Baik pemilik atau para pekerja, sudah terbiasa. Itulah keistimewaan cerutunya. Milik Tuan besar satu-satunya.
Mau bagaimana lagi, si Tuan besar selalu merokok dimana pun dia sukai saat di mansion, kecuali ruang makan. Beruntung di mansion yang megah ini, semua selalu steril dan dibersihkan setiap saat.
"Wanita itu?"
Pengawal menunduk sedikit sebelum menjawab, "Beliau juga dalam perjalanan pulang, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)
Teen Fiction[Warning area 18/21+] Awas, Baper!!! Hati-hati!!! "Dewa..." Dewa menatap Dewi yang duduk dipangkuannya dengan dingin dan datar. Dia hanya menyahut dengan berdeham. Tangan kanannya sibuk mengelus pinggang gadis itu dan tangan kirinya mengelus pipi t...