09

400 37 9
                                    

Jangan lupa Vote and komen!!!

Duduk termenung, itulah yang sedang Dewi lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duduk termenung, itulah yang sedang Dewi lakukan. Gadis cantik dengan segala tingkah polosnya itu, merenungi apa yang tengah terjadi padanya. Sudah satu hari berlalu sejak dirinya dibawa paksa dalam keadaan tidak sadar oleh Dewa. Kejadian dimana dirinya berusaha kabur saat itu adalah hal yang membuatnya kesal. Sedikit lagi dia akan berhasil keluar, malah justru ketahuan dan kembali terkurung.

Akhir-akhir ini, kesialan datang menghampirinya setelah bertemu cowok itu. Anehnya, ingin melawan tetapi menciut. Lemah banget nyalinya. Seharusnya, sebagai korban dia bisa melawan demi keselamatannya. Dia, pihak yang dirugikan. Eh...tetapi, dia juga merasa beruntung. Dalam artian, selama terkurung disini untuk 1x24 jam, dia selalu disuguhi dengan hal - hal kemewahan.

Semua yang dia inginkan, sepertinya sangat terjamin disini. Mau meminta apapun, akan dikabulkan dengan mudah. Para pelayan pun, siap melayani 24 jam juga. Hanya saja, Dewi tetap merasa seperti Rapunzel. Tinggal di menara besar tanpa ada akses keluar masuk. Ruangan yang di desain sangat kedap suara.

Dewi berdecih, mimpi apa dia beberapa malam lalu bisa bertemu dengan makhluk hidup macam Dewa. Namanya saja bagus, tetapi kelakuan seperti iblis.

Huh, aksinya kemarin yang ingin melarikan diri membuatnya semakin terkurung. Hebat sekali!

Dewi iri melihat suasana di luar. Benar-benar rindu ingin keluar. Haruskah dia pecahkan kaca jendela ini? Atau...haruskah dia merealisasikan diri seperti Rapunzel yang kabur melewati jendela dari lantai atas?

Tidak!

Dewi tidak segila itu! Lebih tepatnya, dia tidak se-pemberani itu untuk bertingkah seperti gadis dalam kartun tersebut. Dewi ini phobia ketinggian, jadi jangan harapkan dia untuk melakukan aksi nekat. Kalau bisa melewati pintu, mengapa harus nekat? Cukup katakan password, maka si pintu akan terbuka.

Yah, dalam mimpimu saja, Dewi.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengalihkan lamunan Dewi. Dia menoleh cepat ke belakang, dan melihat sosok lelaki yang baru saja dia bicarakan dalam hati.

Menyebalkan! runtuknya dalam hati.

Bibir mungilnya bahkan sudah mencebik lalu mengerucut. Dia palingkan wajahnya menghadap ke depan. Tidak mempedulikan lelaki yang sedang berjalan ke arahnya. Sebuah celetukan mengisi keduanya.

"Dewi mau pulang!"

Dewa menaikkan alisnya. Matanya menajam ke arah gadis yang duduk membelakanginya. Senyuman seringai muncul di sudut bibirnya. Dia berjalan mendekat, lalu berdiri tepat di belakang Dewi.

"Tidak." Jawab tegas Dewa.

"Kenapa!?"

Bukannya menjawab pertanyaan gadis di depannya, Dewa memutar kursi yang diduduki Dewi agar menghadapnya. Setelah itu, dia membungkukan badanya hingga wajah keduanya saling berhadapan.

Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang