11

306 25 7
                                    

****

"Tunggu!"

"Hei..."

Brug

"Awsss.... Sakit...!"

Ringisan Dewi, Dewa abaikan ketika ia lemparkan ke atas ranjang. Saat ini, emosinya benar-benar sudah berada di puncaknya. Terlebih, melihat wanita menjijikkan itu semakin membuatnya muak.

Dewa menarik napasnya kasar, berjalan mendekati Dewi yang masih meringis sesekali, kemudian dia tarik tubuhnya hingga tubuh kekarnya mengukung Dewi.

"D-dewa..."

Rahang Dewa yang masih mengetat menahan emosi, terlihat jelas di mata Dewi. Di dalam hati kecilnya, dia bertanya-tanya apa yang telah membuat Dewa begini.

"D-dewa, ada apa-"

Cup

Belum sempat mengutarakan pertanyaan, sebuah benda kenyal dan lembut sudah melumat bibir Dewi. Pertemuan dua bibir itu saling melumat dengan gusar dan kasar. Tidak! Yang melakukannya hanya Dewa. Dewi, gadis itu masih dalam posisi diam mematung. Tidak bergerak sama sekali karena kaget dengan tindakan Dewa.

Beberapa detik kemudian, dia tersadar. Langsung saja memberontak untuk melepaskan diri dari Dewa. Pemberontakan yang sia-sia karena Dewa, mengunci semua gerak tubuhnya.

Mwah...

"Balas ciumanku..." Geram Dewa.

"Hah...hah... Dewa gila ya!?" Sungut Dewi.

Dewa kembali mendekatkan wajahnya pada Dewi. Dia hembuskan napasnya dengan sengaja. Aroma mint segar masuk ke penciuman Dewi. Terlena sesaat, kemudian kembali memberontak.

Tak ada pilihan lain, Dewa kembali melancarkan aksinya untuk mencium Dewi. Kali ini, lebih kasar dan brutal dari beberapa saat lalu.

Cup

Cup

"Balas, baby..."

Menyatukan kembali bibir keduanya, Dewa ingin menerobos masuk ke dalam mulut Dewi dengan lidahnya. Sayangnya, mulut mungil nan kecil itu tertutup rapat. Dewi seakan sengaja menutup rapat bibirnya. Sudah dibilang, meski Dewi ini terkesan seperti gadis yang polos, lugu, dan bodoh, tetapi dia sangat pintar. Dia juga tahu dengan apa yang Dewa lakukan padanya.

Hei! Dia ini sudah melewati banyak pelajaran sekolah yang menjelaskan tentang apa itu berciuman, memegang sana - sini, hingga sex. Jelas hanya tahu teorinya, tidak dengan prakteknya. Tanpa dia duga, secepat ini mempraktekkan apa itu ciuman.

"Enghh,"

Dewi melenguh dan meringis kemudian ketika Dewa menggigit bibir bawahnya. Ada sedikit rasa asin disana. Pasti ada sedikit darah. Menyebalkan!

"Cu-kuph, enghh, berhenti..."

"Hah... hah..."

Dewa melepaskan pagutan keduanya, bahkan saat kedua bibir itu saling menjauh, benang saliva ikut terulur. Matanya sudah berkabut akan gairah, pun napasnya sudah tersengal - sengal. Sialan! Ini benar - benar sangat gila!

Baru akan kembali untuk berciuman, bibir Dewa sudah dibungkam dengan tangan mungil Dewi. Gadis itu melotot lucu dengan kepala menggeleng cepat.

"Gak! Udah ya! Ngapain sih cium - cium? Dewa udah ambil First Kiss Dewi, tau!"

Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang