Prolog

2.1K 95 1
                                    

Vote and comment!!! Biar nulisnya tambah semangat!

****

Di sebuah apartemen mewah dan bertingkat, sepasang kekasih menempati salah satu kamar. Apartemen itu berada di paling atas gedung dengan fasilitas paling mewah dan lengkap. Tempat itu juga yang paling luas dan tentu dengan harga yang fantastis. 

Sepasang kekasih itu sedang duduk di teras balkon yang telah disediakan bangku serta meja minimalis. Keduanya menikmati suasana malam dengan memandang langit yang bertaburan bintang. 

Sang gadis duduk diam di pangkuan si laki - laki dengan saling berhadapan. Saling memberikan kehangatan ketika sekelebat angin menggesek kulit mereka. Tampak sekali, mereka sangat menikmati setiap detik waktu tanpa ada yang mau bergerak. Meski pun, hanya tangan saja yang bergerak. 

Cup!

Sebuah kecupan manis dilayangkan si cowok untuk gadis yang berada dipangkuannya. Tentu, itu menimbulkan semburat merah merona di pipi si gadis. 

Cup!

Cup!

Cup!

Cup!

Cup!

Dan kecupan terakhir, 

Cup!

...cowok itu sematkan di bibir pink nan manis milik si gadis. Sedangkan, si empu yang diberikan ciuman bertubi - tubi hanya bisa tersenyum malu dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang kekasih. Kemudian, keadaan kembali hening. Masih menikmati hal - hal yang berbau suasana malam yang sepi dan tenang. 

Si gadis membuka mata ketika mengingat bahwa dia harus memberitahu sesuatu kepada kekasihnya. Dia melepaskan pelukannya dan duduk sedikit mundur namun tetap berada dipangkuan.  Sebelum ingin mengungkapkan sesuatu, dia perlu menyiapkan mental. 

"Dewa..."

Dewa menatap Dewi yang duduk dipangkuannya dengan dingin dan datar. Dia hanya menyahut dengan berdeham. Tangan kanannya sibuk mengelus pinggang gadis itu dan tangan kirinya mengelus pipi tembam Dewi.

Dewi menggigit bibir bawahnya, ragu - ragu ingin mengucapkan satu kalimat yang tertahan di tenggorokannya. Tetapi, dia tetap harus memberitahu ini kepada Dewa, kekasihnya.

"Dewa, D-dewi hamil..." ucap Dewi dengan menatap takut - takut pada Dewa.

Gerakan kedua tangan Dewa terhenti. Dia mengernyitkan dahinya lalu menatap tajam Dewi. Lalu tak lama, dia kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Dengan pelan, dia tarik tubuh ramping kekasihnya untuk dia peluk.

"Tidur." ujar Dewa sambil menepuk pelan punggung kekasihnya. Dan Dewi menurut saja, memejamkan matanya. Karena baginya, itu sudah sebagai jawaban dari seorang Laksda Dewangga Herman.

Melihat gdisnya tertidur, tangan Dewa beralih pada perut rata gadisnya yang telah berisicalon darah dagingnya. Mengelusnya pelan dengan gerakan memutar. Mata tajam nan runcing itu menyorot tajam ke depan.

Tidak ada yang tahu, apa yang sedang dipikirkannya. Hanya Dewa dan Tuhan yang tahu.

****

Hai....Kembali lagi sama aku. 

Semoga suka ya guys. 

Btw, ini cerita ketiga setelah MOW dan Bound To You. Tp, untuk kali ini temanya genre Teenfiction - Young adult. Jadi, ada unsur dewasanya. Untuk yang belum cukup umur mohon bijak dalam membaca ya. Jangan dipraktekkan di rumah!!! Danger guys!!

Tinggalkan jejak jangan lupa ya, hargai penulis juga. Kalau perlu, follow juga dong. Gak sampe semenit juga. 

hehe,

terima kasih :)

see you on the next part!!!
















Monday, 

September, 2021-09-06

Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang