06

1K 61 9
                                    

Jangan lupa Vote and Comment!

Bakal update besok kalo vote melebihi 100 dan komen melebihi 50!

Bakal update besok kalo vote melebihi 100 dan komen melebihi 50!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Hari sudah menjelang malam. Dewi, gadis itu mulai membuka matanya. Mata bulat nan lentik itu mengerjap dan menyesuaikan keadaan. Gelap, ah tidak - bukan gelap, lebih seperti remang - remang. Karena di langit - langit dia bisa melihat sedikit cahaya masuk ruangan.

Tunggu, ruangan?

Spontan, dia mendudukan tubuhnya. Matanya menelisik ruangan lalu membola. Tempat apa ini? Bukan, bukan, lebih tepatnya adalah berada dimana dirinya? Tubuh Dewi sedikit merinding karena suasana kamar yang benar - benar remang.

Sedikit menghembuskan napasnya, Dewi mencoba menetralkan detak jantungnya yang bekerja cepat. Meskipun dirinya sering dikatai polos, lugu, dan introvert, tetapi dia bukanlah gadis bodoh yang tidak mengetahui situasi yang terjadi padanya. Predikat gadis cerdas dan pintar di sekolah masih tetap diotaknya saat situasi ini.

"Duh, Dewi dimana nih?" gumamnya.

Tak ayal, itu hanya gumamannya. Tak ada yang bisa menjawab. Dewi hanya merasa bahwa dirinya sendirian di ruangan itu. Padahal...

"Bangun rupanya."

Suara seseorang berhasil membuat gadis itu terlonjak kaget. Saking kagetnya, dia hampir terjungkal jika saja tangan orang itu tidak memegang pinggang Dewi.

"Hati - hati." Geram orang itu, hm...bahkan suara seraknya juga terdengar.

Jantung Dewi semakin bertalu, bukan karena suaranya lebih kepada seseorang yang tiba - tiba saja muncul di belakangnya. Tetapi tunggu, apakah orang itu baru saja muncul atau memang sudah berada disana sejak tadi? Atau memang, dia telah tidur dengannya?

"K-kamu..."

Tidak bisa meneruskan ucapannya, Dewi malah justru ditarik oleh tangan yang memegang pinggangnya hingga dirinya terjatuh di atas orang itu. Dia sekarang tahu bahwa orang ini adalah seorang laki - laki.

Bagaimana bisa tahu?

Tentu saja tahu. Ketika tubuhnya ditarik dan terjatuh menimpa badan laki - laki inilah yang membuat asumsinya kuat. Tubuh mungilnya yang tidak seberapa jatuh diatas badan laki - laki yang entah siapa namanya. Benturan yang lumayan membuat tubuh Dewi merasa sakit. Bagaimana tidak? tubuhnya yang lembut dan mungil bertubrukan dengan badan laki - laki yang keras. Bisa dipastikan, laki - laki ini sangat menjaga tubuhnya.

"Mau kemana, hm?"

Masih dengan sisa - sisa dirinya yang terkejut, Dewi tidak menjawab. Kedua tangannya saling mengepal, menguatkan diri untuk tidak spontan berteriak takut.

Tubuhnya semakin menegang ketika tangan yang menariknya jatuh, kini beralih mengelus punggungnya. Naik turun, naik turun, terus seperti itu. Seakan - akan ingin menenangkannya dari rasa tegang.

Dewa dan Dewi (Hiatus-On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang