Hatiku lagi galau

0 1 0
                                    

Arrgghh!!

Akhir-akhir ini saya tidak bisa di bentak atau bicaranya ketus ke saya. Rasanya nyesek saja gitu. Padahal dulu tidak, sering kena omel Mama pun tak pernah kesal. B aja. Mungkin karena efek lapar kali ya?

Rindu Mama, pokoknya saya mau pulang. Tapi tak ada ongkos. Kalaupun ada  lebih baik digunakan untuk keperluan kuliah.

Lapar... Seharian eh bukan, sudah beberapa hari ini jarang makan nasi. Malahan bisa di bilang tak makan sama sekali. Tak ada lauk, cuma ada nasi. Seharusnya saya lebih bersyukur kan? Bisa ada tempat berteduh, beras masih ada, tidur di tempat nyaman, bisa bersosial media dan punya keluarga walau tak kaya. Hahaha, kadang saya rasa nasibku kek tidak bagus.

Kenapa sih, apa karena saya sudah besar? Baru 18 tahun loh. Iya, saya juga tak tau kenapa tingkahku kek anak kecil begini. Dulu saya itu tidak banyak tingkah semenjak tinggal di sini semua berubah.

Semua seperti raib, tak ada jejak. Apasih lebai ah.

Seharian ini pun tak ada yang saya buat. Kebanyakan tidur, main ponsel, tidak berguna sekali!

Sholat sudah bolong-bolong. Saya tidak tau kenapa tiba-tiba begini. Hari ini banyak dosa yang saya buat.

Lapar...

Tak ada lagi yang peduli sama saya. Kenapa sih?! Kenapa kalau makan 2 potong ikan? Atau sepotong ayam? di marahi, diomelin.  Saya lapar!  mau makan juga. Selalu saja bertengkar soal makanan, bikin tak nafsu makan saja.

Lagi-lagi mau nangis, nangis pun tak ada yang peduli kecuali kepo. Kawan tak punya, kalau ada mungkin saya nginap dirumahnya atau jalan-jalan ke rumah mereka. Seperti dulu ke rumah Elika, Fia lalu duduk-duduk membisu tak ada topik. Tapi entah mengapa itu buatku tenang. Nyaman dengan suasana hening itu lalu menertawakan kebodohan masing-masing.

Rindu Elika, kenapa dia begitu sih. Mengapa mesti putus kontak begini. Mau ngobrol susah.

Hm, semoga mereka tidak baca ini.



27Agust21

Coret-coret Di WattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang