bag 12

1.3K 174 47
                                    

Happy reading
***
***
***
***
***

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

TRIGON
🖤❤️





Perbincangan serius terjadi, bukan di dalam kamar melainkan di taman belakang rumah itu.
Keadaan rumah sedang sepi, Saint dan Tui sedang pergi untuk belanja. Perth di rumah sendiri di temani oleh para maid saja, tak lupa juga para bodyguard yang sudah tersebar di dalam rumah megah itu. Sebenarnya Saint dan Tui ingin mengajaknya tapi Perth membuat alasan lelah dan ingin bermain dengan Tiger dan Bunny nya di rumah saja. Sebab itu mereka pergi berdua saja.

"Paman sudah mendapatkannya?"

"Dia tidak bergerak sama sekali selama di rumah sakit, dan aku ragu dia menghubungi atau bertemu dengan orang yang ada di balik semua ini di rumah sakit. Kau harus menyelidikinya di luar rumah sakit," jelas James karena sudah memasang mata pada musuhnya, tetap ia tidak tahu siapa pelaku sebenarnya. Sudah 2 minggu James berada di kota ini dan menjalankan aktivitasnya, sebagai seorang dokter juga sebagai seorang detektif dadakan karena pasiennya.

"Aku sudah menyuruh orang-orang untuk memata-matai nya paman, tapi tidak ada pergerakan yang mencurigakan darinya. Orang-orangku akan terus berada di dekatnya paman, kecuali jika dia sedang berada di rumah sakit."

"Kau sudah menyadap teleponnya?"

"Sudah, dan selama seminggu ini tidak pernah ada percakapan melalui telepon rumah. Untuk handphonenya, aku tidak bisa masuk ke dalam e-mail nya." Jelas Perth, sangat mudah baginya untuk menyadap telepon ataupun memasang kamera untuk memata-matai musuhnya. Tapi dalam seminggu ini tidak ada hal yang mencurigakan dari orang itu.

"Kita sudah berusaha, pelan-pelan tapi pasti kita akan segera menemukannya." James menepuk pundak Perth dengan pelan, mencoba untuk memenangkannya agar tidak gegabah dalam bertindak.

"Paman... ini masih siang dan kau berada di rumah."

"Aku mengambil berkas pasien yang tertinggal di rumah jadi aku pulang dan istirahat sebentar tidak apa-apa kan," ucapnya sedikit bercanda.

"Apa benar dokter tidak sesibuk itu," Perth mencibir tapi James tidak memperdulikannya.

"Acktingmu sangat bagus selama dua minggu ini Perth, kau pantas mendapat medali akan hal ini," James selalu memperhatikan gerak-gerik Perth, dan memang benar, aktingnya luar biasa hebat. Seorang remaja harus bisa berkarakter seperti bocah 6 tahun dan Perth benar-benar bisa melakukannya.

"Jangan menghinaku paman, aku berusaha keras untuk ini. Harus berpura-pura menjadi anak kecil, dan aku harus benar-benar menjiwainya. Jika tidak maka akan ketahuan jika semua yang aku lakukan adalah kepura-puraan saja. Padahal aku sangat merindukan menjadi diriku sendiri, ingin sekali memeluk dan bermanja-man....."

Pyaaarr

Sebuah benda jatuh dan pecah terdengar di belakang Perth dan James, sontak keduanya menoleh bersamaan. Mata keduanya melebar melihat seseorang sudah berdiri di belakangnya dengan air mata yang sudah mengalir dan juga dengan tubuh bergetar.

"I-ibu...." Perth segera berdiri dari duduknya dan memandang sang ibu yang masih diam memandang dirinya.

"Perth... selesaikan, aku rasa ibumu mendengar kita. Jadi jelaskan pelan-pelan. Aku harus ke rumah sakit segera," James sudah berlari meninggalkan anak dan ibu itu sendirian.

Perth tidak percaya, orang yang di percayainya meninggalkannya seorang diri dalam keadaan seperti ini. Dasar.

"Kau sembuh, kau sudah sembuh Perth. Benarkah itu..? ibu tidak salah mendengar kan...?"

my baby boyfriend ✔️ EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang