"Gadis itu akan meninggal."
"Kalau kau tak merubah dirimu mulai sekarang."
Deg!
Jantungku serasa berhenti mendengar apa yang baru dikatakannya."K-kau jangan mengatakan hal konyol, ya! Prankmu sama sekali tidak lucu!"
"Tunggu! Dengarkan aku (y/n)!"
Jariku menghentikan niatnya untuk memutus panggilan.
"Bagaimana kau tau namaku?"
Hela nafas terdengar dari ponsel.
"Baiklah, biarkan aku memperkenalkan diriku dulu."
"Aku adalah (y/n) dari 20 tahun mendatang."
"Setelah berbagai macam penelitian dan perakitan, aku akhirnya menemukan cara untuk berkomunikasi dengan diriku di masalalu melewati ponsel."
Weh, dunia sudah maju rupanya.
"Lalu kenapa kau menelfon dirimu 20 tahun sebelumnya? Mengabarkanku kematian orang-orang?"
Dia termenung.
"Satu persatu, kau akan melihat kematian mereka dengan tangan kosong. Kau tak bisa melakukan apapun selain melihat mereka mati di depan matamu."
Sekali lagi aku terdiam, shock mendengarnya.
"Aku ingin mengubah masalalu selagi bisa. Walau hasilnya mustahil sekalipun."
"(Y/n) dengarkan aku, kau bisa merubah masa depan. Tidak–maksudku kita. Kau bisa melakukan sesuatu sebelum kematian mereka datang!"
Bibirku gemetar, bingung ingin mengucap apa.
Lantas bayangan diri yang tak bernilai kembali menghantui."Itu tidak mungkin. Dengan diriku yang begini? Apa kau 100% yakin aku yang sekarang bisa melakukan hal itu? Menyelamatkan orang lain? Jangan bercanda."
Cairan bening memburamkan pandangan.
Menyadari realita sendiri sudah cukup berat untukku.Diriku dari masadepan terdiam.
Sebelum akhirnya kembali berkata."Aku percaya. 100%."
Suaranya terdengar begitu percaya diri.
Seperti dia sudah tau apa yang akan terjadi."Kau hanya perlu bekerjasama dan mengikuti petunjukku. Akan kupastikan semua orang baik-baik saja untukmu. Bagaimana?"
Aku tak juga menjawab.
Masih tak percaya kalau diriku di masa depan memohon padaku untuk merubah alur hidupnya."(Y/n), Aku tau kau sedang shock sekarang. Tapi kita tak punya banyak waktu selain memulainya dari sekarang."
"Maka dari itu, kumohon, izinkan aku merubah masa lalu ataupun masa depan!"
Bunyi isakan terdengar setelah dia mengatakan kalimat itu.
Dari suaranya, seperti dia sudah melihat semua kegelapan yang belum pernah terlihat olehku saat ini.Air ludah kutelan, ini bukan sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, tapi aku juga tak mau menyesal di masa depan.
"Baiklah."
Isakannya terhenti.
"Aku... menerimanya."
Diri masa depan terdiam, dengan lembut dia berkata...
"Terimakasih sudah mempercayaiku, (y/n)."
Sebenarnya agak aneh berbicara dengan diri sendiri, tapi ya sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger Fanfiction
Fanfiction#2 in #tokyorevenger : 26/08/21 #1 in #izanakurokawa : 26/08/21 ---------------------------- Nomer begitu asing muncul di layar handphone. Siapa yang menelfon? pikirku. Tanpa berpikir panjang jariku menekan tombol 'angkat'. Mendekatkan layar handpho...