- 2 -

807 140 15
                                    

Esok hari tiba dalam sekejap mata.
Seperti biasa bangun dari ranjang dan bersiap menuju sekolah.

Sambil berjalan, aku mulai membayangkan bagaimana nasibku pulang sekolah nanti.
Apakah dia akan mengajariku semua sekaligus?
Atau dia akan mengajariku satu buku habis dalam sehari?

Kepalaku dibuat pening hanya membayangkan saja, sampai tak terasa duduk di kelas sama memusingkannya.
Wajah kubenamkan ke atas permukaan meja, sekali saja ingin kabur dari ini semua.

"Anoo, apa kau baik-baik saja?"

Wajah terbenamku terangkat, melirik sosok yang mengkasihani diriku.

"Kau tampak lesu sekali sepertinya, apa kau punya masalah?"

Hey, tunggu, aku kenal dia.

"T-tachibana-san?"

Gadis sekelas denganku.
Kudengar dia berpacaran dengan seorang anak geng.
Takeomi? Takematcha? Takemi?
Itulah pokoknya.

"Hina saja nggak apa kok, (y/n)-chan! Kita teman sekelas kan?"

Aku mengangguk pelan.

"Kalau begitu, H-hina-chan?"

Dia tertawa kecil.

"Hum! Begitu juga bagus."

Oi, kenapa senyum gadis saat ini indah semua? Aku jadi iri.

Hina melihatku yang kembali murung.
Dia mulai khawatir.

"Apa kau memikirkan sesuatu (y/n)? Kau boleh mengatakannya padaku. Janji tidak kusebar!"

Dia mengangkat jari kelingkingnya.
Lucu sekali seperti anak kecil.

"Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya–"

Aku menyentuh sapu tangan kering di saku ku. Ah ya, mengembalikannya pada Emma.

"Kemarin aku bertemu seorang gadis seumuran. Dia menyodorkanku sapu tangannya saat aku kehujanan. Tapi belum sempat kutanya alamat rumah atua sekolahnya, dia sudah buru-buru pergi."

Hina mengerutkan alisnya.

"Apa kau ingat namanya?"

Aku mengangguk.

"Emma Sano... Kalau aku tidak sal–kenapa wajahmu berbinar begitu?"

Entah kenapa tiba-tiba wajah Hina berbinar mendengarku, seperti mengetahui sesuatu.

"Kebetulan sekali! Aku juga berteman dengan Emma, lho! Bagaimana kalau kita bertemu sepulang sekolah nanti?"

Kepalaku otomatis mengangguk melihat energi positif terpancar darinya, seketika melupakan rencana belajar tambahanku dengan Sensei.

×××××××

Pulang sekolah, Hina menungguku merapikan barang, bahkan dia juga membantuku.
Rasanya aku tak bisa apa-apa selain menerima uluran tangannya.

Setelah semua barangku masuk ke dalam tas. Hina memeriksa ponselnya, memastikan apakah Emma sudah datang atau belum.

"Dia sudah di dekat gerbang katanya. Yuk!"

Tanganku digenggamnya, ditariknya menuju bagian dekat gerbang.
Berjumpa dengan seorang gadis yang mirip seperti kemarin, Emma.

"Emma-chan!!"

Emma yang memainkan handphonenya melirik padanya, membalas sapaannya.

Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang