- 8 -

591 122 18
                                    

Izana menatapku dalam diam.
Sementara aku menunggu jawabnya dengan menebak berbagai kemungkinan jawaban darinya.

Senyum muncul di wajahnya, matanya ikut serta.

"Tidak perlu repot-repot. Aku sudah sarapan pagi ini. Bukannya orang sakit harus lebih banyak mendapat nutrisi?"

TER.TO.LAK

Usahku untuk mendekatinya gagal seketika. Apa dia tau aku ingin melakukan hal itu?

Keringat mengalir di pelipisku.

"U-uhm, y-ya, harusnya begitu."

Tengkuk leher kuusap.
Merasa canggung karena ucapku sebelumnya.

"Aku akan menemanimu."

Ucapan Izana memecah kecanggungan.

"Pastikan kau makan yang banyak, agar cepat pulih tubuhmu."

Sengatan hangat terasa lembut di pipiku.
Kepalaku hanya mengangguk, seraya tangan mengambil sup dengan sendok sup, menuangkannya diatas mangkuk yang kubawa ke meja makan.

"Ittadakimasu."

Sup hangat kusantap dalam diam.
Sementara Izana menatapku dengan santai.

Tidak, tunggu dulu.
Kalau dia hanya diam menungguku selesai makan, bukannya terkesan membosankan?

Berpikir (y/n), berpikir!
Sesuatu yang membuatnya tak bosan.

"Oh ya."

Mulutku angkat bicara setelah menemukan satu topik yang cocok.

"Izana-kun bergabung dengan geng, kan? Ten... jika? Tenjiga? Apa?"

Aku berusaha mengingat suatu nama geng yang dia sebutkan kemarin.
Tapi sepertinya memoriku mengingat nama tetap buruk sampai dewasa nanti.

"Tenjiku."

Izana membetulkan pengucapanku.

"Ya, Tenjiku!"

Izana masih tersenyum. Tersenyum kesal maksudnya.

"Kalau boleh tau, Izana-kun ada dibagian apa disana?"

Sesendok sup hangat kusuap ke dalam mulutku sambil menunggunya membalas.

"Aku? Aku pemimpin Tenjiku."

PUFFFTTT!!!

Aku nyaris tersedak dengan suapanku sendiri.

"Eh? Kau tak apa?"

Sebentar aku terbatuk-batuk sebelum akhirnya berbicara dengan normal.

"Aku baik-baik saja! hanya... terkejut saja kalau Izana-kun pemimpinnya."

Bukan terkejut, justru aku panik mendengarnya!!
Diriku di masa depan menyukai pemimpin suatu geng?!
Dan sekarang aku juga merasa begitu?

Duhh... lubang masalah mana lagi yang kumasuki?

"Kudengar Mikey-kun juga ikut suatu geng. Tokyo Manji? Ya, ya, kurasa itu namanya. Kenapa kalian tidak membentuk satu geng saja berhubung kalian sekeluarga?"

Aura sekitar Izana serasa berubah.
Uhh, apa aku mengambil topik yang salah?

Izana berusaha sebaik mungkin tersenyum.
Y-ya, aku merasa itu bukan senyum senang pastinya.

"Kami hanya berbeda prinsip dan tujuan, itu saja."

"Aku mendirikan Tenjiku bersama Kaku dulu. Kami memiliki cita-cita ingin menolong orang yang terlantar untuk bergabung dengan kami."

Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang