---Sebelum masa depan---
Sehari setelah hari itu, aku dan dirinya resmi berpacaran.
Meski ku tau, dia tak sering muncul di hadapan, disibukkan dengan kesibukan sekolahnya.Sebenarnya hati ini hampa tanpanya, tapi aku ingat jelas janjinya, bahwa setiap weekend ataupun saat waktu mengizinkannya, dia akan datang padaku.
Janji itu kupegang benar, erat dalam dada.
Hari itu, aku sedang berjalan bersampingan dengan Kaku.
Setelah melakukan pertemuan rutin dengan anggota-anggota Tenjiku, kuputuskan untuk berjalan-jalan sejenak bersamanya menyusuri jalanan Kota Tokyo.Sambil mengedarkan pandangan, menikmati kota yang selalu sibuk itu, mataku tertuju pada suatu toko pernak-pernik.
Toko yang sering dikunjungi Emma bersama sahabatnya Hina.Langkahku terhenti tak jauh dari sana.
"Ada apa?"
Tanya seseorang disampingku.
Sejenak bayangan (y/n) muncul di lensaku.
Senyumnya tampak begitu jelas saat jemarinya menyentuh pernak-pernik yang ada di toko itu."Kaku."
"Hm?"
"Kau bawa dompet?"
"Dompet?"
Alisnya terangkat, bingung denganku yang tiba-tiba bertanya tentang itu.
Sebentar dia menatap kearah yang sama denganku, toko itu. Langsung saja dia mengerti maksudku.
Tangannya merogoh saku, tangannya berhasil merasakan objek yang kupertanyakan.
"Oh, yuk lah."
Tanpa perlu basa-basi lagi, dia berjalan duluan, diikuti aku yang ada di sampingnya.
"Selamat datang~ ada yang bisa dibantu?"
Sepasang netraku menjelajahi toko itu.
Berbagai macam pernak-perniknya, membuatku bingung mana yang terlihat cocok untuknya.
Serasa semua pernak-pernik itu bisa membuatnya lebih bersinar dari biasanya.Sepintas aku teringat dengan poni sampingnya yang selalu sengaja dia gunakan untuk menutupi wajahnya, guna memyembunyikan emosi yang mengembang jelas disana.
Saat itu juga sebuah ide muncul di benakku."Apa ada rekomendasi jepit untuk poni samping?"
"Oh, tentu! Kami punya banyak koleksi. Silahkan."
Wanita penjaga toko itu menyodorkan kotak koleksi tokonya.
Yang benar saja, ada banyak macamnya, sampai-sampai aku dibuat bingung.Tanganku meraih jepit itu satu persatu. Menganalisanya baik-baik sambil membayangkan bagaimana penampilannya di surai miliknya.
Kaku sampai ikut mendekat saat melihatku mulai kebingungan-meletakkan dan mengambil beberapa jepit di kotak koleksi itu.
"Menurutmu mana yang cocok dengannya?"
"Untuknya, ya... yang ini bagaimana?"
"Hmm, terlalu norak."
"Kalau ini?"
"Mati sama warna rambutnya."
"Itu?"
"Aku tidak yakin."
Wanita penjaga toko sampai memiringkan senyumnya. Langsung saja dia memberiku uluran tangan.
"Ano, maaf sebelumnya. Apa kakaknya berniat memberikannya pada seseorang?"
Kepalaku langsung saja mengangguk.
"Begitu ya, saya bisa membantu untuk memilihnya. Kalau boleh tau, untuk siapa jepitnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger Fanfiction
Fanfiction#2 in #tokyorevenger : 26/08/21 #1 in #izanakurokawa : 26/08/21 ---------------------------- Nomer begitu asing muncul di layar handphone. Siapa yang menelfon? pikirku. Tanpa berpikir panjang jariku menekan tombol 'angkat'. Mendekatkan layar handpho...