Sesampainya di rumah, mama seperti biasa menghampiriku.
Mimiknya berubah saat melihat wajahku yang memucat dan bajuku yang tak karuan.
Pikirnya sudah melayang kemana-mana, berpikir anak gadis semata wayangnya mengalami hal buruk.Sementara itu aku berbohong kalau tadi aku terjebak dalam tawuran remaja SMA. Beberapa pukulannya jatuh padaku, namun aku masih baik-baik saja, untungnya.
Untuk leherku, aku berbohong digigit nyamuk di sekolah tadi, tidak begitu masuk diakal sih, tapi mama percaya begitu saja, walau sebaliknya, papa tak semudah itu percaya padaku.Tapi papa masih ingin merawatku, bahkan dia yang memeriksa tubuhku, meyakinkan apa aku benar-benar terhantam di perut atau tidak.
Beberapa macam obat diberikan padaku untuk pemulihan. Setelahnya mereka pergi membiarkanku beristirahat.
Tepat saat mereka berjalan pergi, barulah sensei menelfon."Mosh–"
"KAU SUDAH GILA ATAU BAGAIMANA TADI?!"
Teriaknya sudah seperti angin kencang yang muncul di layar.
"Melawan Valhalla seorang diri? Kau minta mati?! Bahkan Kisaki tadi–Tck, aku tak bisa membayangkan kalau Kakucho ataupun Izana tak datang tepat waktu tadi."
Keringat bergerak turun di pelipisku.
Tak menyangka dia bisa bereaksi sepanik ini."Hey."
"E-eh? Ya sensei?"
Sensei terdiam sebentar.
"Maaf, tiba-tiba aku panik tadi. Aku mengerti perasaanmu saat ini. Apalagi karena kelakuan Kisaki tadi."
Bagai dikejut listrik, tubuhku bereaksi, gemetar mulai terasa dari ujung tangan, mengalir ke seluruh tubuh sampai ke leher dan wajahku.
"Kalau kau ingin membicarakannya, katakan saja. Aku tau itu tak mudah, tapi setidaknya bebanmu terbebaskan."
Airmataku tumpah begitu saja.
Aku hampir saja kehilangan sesuatu tadi.
Saat itu juga aku menyesali kelakuanku tadi.
Kalau saja dia tak muncul tadi..
Entah masa depan apa yang akan datang padaku nanti.Tangisku pecah namun dalam diam.
Aku tak ingin papa dan mama tau apa yang sebenarnya terjadi.Menyakitkan...
Menangis seperti ini terasa menyakitkan."Kalau saja aku bisa ada disampingmu sekarang. Aku akan memelukmu tanpa berpikir dua kali, (y/n)."
Sensei terdengar begitu ingin ada disampingku saat ini.
Melihat nasib yang baru saja kuhadapi tadi. Tentu bukan hal mudah dalam benak.Airmataku masih disana, namun isakanku sudah reda.
"Ngomong-ngomong sensei, bagaimana kau bisa mengetahui kejadian tadi?"
"Aku melihatmu."
"Darimana? Aku tak melihatmu."
"Cctv. Aku meretas cctv terdekatmu untuk memeriksa kondisi. Kupikir aku akan melihatmu baik-baik saja, malah sebaliknya, justru lebih buruk dari yang kubayangkan."
Aku tak tau seberapa jeniusnya aku nantinya. Sudah kedokteran, psikologi, bahkan sampai teknologi.
Sudah seperti manusia dengan kepala super saja."Kau baru saja menghadapi hal sulit tadi. Omodeto, kau sudah melakukan yang terbaik. Aku tidak marah padamu, dan kumohon jangan salahkan dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Number From The Future (Izana x Reader) || Tokyo revenger Fanfiction
Fanfiction#2 in #tokyorevenger : 26/08/21 #1 in #izanakurokawa : 26/08/21 ---------------------------- Nomer begitu asing muncul di layar handphone. Siapa yang menelfon? pikirku. Tanpa berpikir panjang jariku menekan tombol 'angkat'. Mendekatkan layar handpho...