XXIV. LET ME LOVE YOU

256 22 11
                                    

#Kita flashback lagi yaaa :) #

"Jadi, kamu udah bilang ke ayah kamu untuk segera membuat surat wasiat mengenai harta warisan untuk kamu dan Rani?" Jaya terkejut dengan pernyataan yang baru saja dikatakan oleh Kinanti. Ia benar-benar tidak mengerti, terbuat dari apa hati wanita yang saat ini ada di hadapannya.

Kinanti mengangguk lemah sambil menatap pria yang terus menemaninya sejak ia menemukan fakta bahwa Bamantara dan Rani mengkhianatinya. Jaya yang selalu memperhatikan Kinanti akhirnya berhasil meluluhkan hati Kinanti dan menyembuhkan luka yang dulu disebabkan oleh Bamantara dan Kirani. Meski Kinanti belum pernah mengungkapkannya langsung, namun Jaya saat ini adalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya kembali mencintai.

"Iya Jay...aku."

"Ti, kamu sadar nggak itu sama aja kamu menghina ayah kamu. Pak Adhyatama masih sangat sehat dan kamu minta beliau untuk menulis surat wasiat. Apalagi kamu melakukan itu atas permintaan Rani? Kamu nggak inget kalau dia yang menyebabkan kamu menderita?"

"Jay, maafin aku. Tapi tolong jangan marah dulu. Aku ada alasan kenapa akhirnya aku memutuskan untuk melakukan hal ini." Jaya mengangkat alisnya tinggi. Mencoba memahami setiap kata yang Kinanti ucapkan. Ia menghela nafas dan menegakkan tubuhnya, menunggu Kinanti melanjutkan kalimatnya.

"Beberapa hari yang lalu, Kirani minta ketemu aku. Kamu tau kan kalau aku pasti menolak. Tapi kali ini, aku nggak bisa nolak lagi karena dia sampe berlutut dan nangis kenceng banget. Aku gak tega, biar gimanapun Kirani udah bener-bener aku anggap sebagai adik kandung aku." Intonasi Kinanti mulai melemah, matanya mulai berkaca-kaca. Jaya pun segera luluh, ia menggeser tubuhnya untuk duduk lebih dekat dengan Kinanti.

"Kirani bilang, Bamantara terus memaksa dia untuk mendesak ayah segera membagi warisan kita. Tapi dia nggak mungkin kan minta seperti itu ke ayah kan Jay? Aku juga nggak tega kalau harus terus ngeliat keadaan dia yang tertekan dengan permintaan Bamantara."

"Sejak awal si brengsek itu masuk ke kehidupan kalian, aku udah mencurigai kalau dia punya maksud yang baik. Ternyata semua itu makin terlihat jelas sekarang." Tiba-tiba Jaya menyambut kalimat Kinanti.

"Maksud kamu apa Jay?"

"Anti, Bamantara awalnya mengejar kamu dan dia nggak peduli sama sekali dengan satu wanita pun yang deketin dia. Jujur inilah alasan kenapa aku akhirnya merelakan kamu dan dia, karena aku pikir dia benar-benar mencintai kamu. Sampai akhirnya Kirani benar-benar menjalankan rencananya untuk merebut Bamantara dari kamu, dari situ aku menyimpulkan kalau dia sebenarnya cuma mau memanfaatkan kalian karena kalian adalah putri-putri Adhyatama."

Kinanti terdiam mendengar penuturan Jaya. Ia sudah menerima bahwa Kirani memutarbalikkan fakta di hadapan Bamantara untuk bisa merebut lelaki itu darinya. Kinanti sudah memaafkan adik angkatnya itu.

"Harusnya aku bisa memaksa Kirani untuk ngga menjalankan rencana itu. Harusnya aku..." Ucapan Jaya terpotong karena tiba-tiba Kinanti memluknya. Jaya terkejut, ia tidak tahu apakah ia harus membalas pelukan yang sudah sangat ia harapkan sejak dulu.

"Cukup Jay, kamu nggak salah. Berhenti nyalahin diri kamu atas kebohongan Rani. Aku justru bersyukur, karena kalau dulu kamu mencegah Kirani mungkin aku nggak akan pernah tahu bahwa Bamantara sebrengsek itu." Ucap Kinanti sambil tetap memeluk Jaya.

"Mungkin kamu merasa salah karena kamu diam. Tapi aku tahu kamu diam karena kamu juga mikirin Kirani. Kita bertiga selalu sama-sama sejak kecil dan kamu selalu ngelindungi aku dan Rani. Kali ini aku paham sama pilihan kamu Jay." Jaya tersenyum, hatinya menghangat. Entah mengapa saat ini, setitik keberanian muncul dalam dirinya. Jaya mengurai pelukan Kinanti hingga saat ini mereka berdiri berhadapan. Jaya menyentuh dua pundak Kinanti dengan penuh kasih sayang.

Crossroads - 4 Ways LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang