XXIX. Burdens

464 31 21
                                    

Siwon mengerjapkan kedua mata ketika kesadarannya perlahan-lahan kembali. Seunghyun yang menyadari adanya pergerakan kecil dari adiknya, sontak berdiri dan terus mengamati kondisi Siwon.

"Siwon?" Panggil Seunghyun dengan lembut sambil mengusap punggung tangan Siwon. Kedua mata Siwon perlahan terbuka sempurna. Ia berusaha mendudukan dirinya dengan bantuan Seunghyun.

"Gue..gue kenapa Bang?"

"Kamu pingsan tadi di lift. Anemia kamu kambuh. Kamu kurang tidur?"

"Gue tidur jam 5 Bang karena ngecek backdated report dari Kak Leeteuk dan Kak Heechul."

"Won, kamu nggak lupa kan kamu nggak boleh kurang istirahat? Tadi kita meeting jam 8, itu artinya kamu baru tidur 3 jam? Terus kamu makan siang nggak tadi?"

"Maaf Bang, gue lupa."

"Siwon...kamu tuh ya! Untung kamu nggak apa-apa dan cepat di bawa ke rumah sakit!" Suara Seunghyun meninggi ketika mendengar pengakuan enteng Siwon. Siwon yang sempat memundurkan punggung karena hardikan kakaknya, mengalihkan perhatiannya pada telapak tangan Seunghyun yang diperban dan beberapa daerah di lengan kekar kakaknya yang juga mendapatkan plester.

"Ini kenapa? Tangan lu kenapa diperban-perban gini?"

"Aku nggak apa-apa. Tadi lift yang kamu dan Kyuhyun naiki tiba-tiba tersangkut di lantai 16. Mungkin bertepatan dengan pingsannya kamu tadi. Tangan aku cuma tergores sudut tembok waktu aku ngeluari kamu dan Kyuhyun dari sana."

"Apa? Kok bisa liftnya macet? Ini harus diselidiki Bang. Untung kita semua selamat."

"Tadi setelah kamu dan Kyuhyun keluar, aku sempat terjebak di lift yang terjun gitu aja. Untung liftnya tersangkut lagi di lantai 3." Siwon terkejut mendengar pengakuan Seunghyun perihal lift yang terjun bebas.

"Astaga, Bang serius ini harus kita selidiki. Gedung itu baru 2 tahun umurnya kan? Kita juga pake operator lift terbaik di kota ini. Nggak mungkin ini semua cuma kebetulan atau sekedar masalah teknis, ini pasti..."

"Won, tenang ya. Aku udah minta Shindong untuk menelusuri ini. Seluruh CCTV gedung kita juga sedang di cek. Jika memang ada yang janggal, aku sudah minta Shindong untuk selesaikan sampai tuntas."

"Tapi Abang nggak apa-apa kan? Gue..gue nggak mau Bang Seunghyun kenapa-kenapa. Gue cuma punya lu sekarang." Rasa cemas tergambar jelas dari getar suara Siwon. Seunghyun meremas erat bahu kekar sang adik dan tersenyum teduh.

"Aku nggak apa-apa. Tapi kamu harus tau gimana panik dan takutnya aku waktu kamu dan Kyuhyun ada di dalam tadi." Sejenak dua bersaudara ini hanya saling bertatapan. Dalam hati mereka sadar, jika mereka memang saling membutuhkan. Hidup dengan kasih sayang timpang dan cacat dari sang ayah, sering membuat Seunghyun memupuk rasa iri terhadap Siwon. Meski demikian, cinta Ibunya berhasil menutup lubang di hati Seunghyun hingga Ia tidak berakhir dengan membenci adiknya ini.

"Rupanya dua anak Papi sudah berbaikan ya." Sebuah suara membuyarkan kebersamaan Seunghyun dan Siwon.

"Loh Papi, Papi tau dari mana kita di sini?" Seunghyun tampak sumringah dengan kedatangan ayah mereka. Meski Ia tahu, kehadiran ayahnya pastilah untuk Siwon dan bukan untuknya. Seunghyun tetap berusaha menjaga senyum dan wajah ramahnya. Ia tidak ingin, jika kekecewaan tergambar di rautnya, Siwon akan semakin menciptakan jarak dengan ayahnya.

"Orang Papi kan ada dimana-mana Seunghyun. Oh iya, kamu nggak apa-apa kan?" Bamantara berbasa-basi terhadap Seunghyun. Seunghyun sumringah, berpikir jika ayahnya juga peduli padanya.

"Aku nggak apa-apa kok Pi, cuma sedikit..."

"Kalau gitu, bisa Papi minta waktu bicara dengan anak bungsu Papi ini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crossroads - 4 Ways LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang