XI. A BROTHER'S LOVE

232 27 21
                                    

Dua minggu menjelang pagelaran mode yang akan diikuti oleh Jiyong, entah mengapa membuat Jiyong dan Siwon semakin dekat. Berawal dari Siwon yang entah mengapa memang sangat ingin mengenal Jiyong sejak pertemuan pertama mereka sehingga membuat dirinya tidak segan untuk menghubungi Jiyong, sekedar untuk menanyakan kabar. Jiyong yang selama hidupnya hanya memiliki Kyuhyun sebagai sosok lelaki yang lebih dewasa darinya juga bisa merasakan perasaan nyaman saat Ia berbicara dengan Siwon. Dalam hati Siwon dan Jiyong sebenarnya merasa heran sendiri, mereka bertemu dengan cara yang tidak baik namun belum seminggu saling mengenal mereka sudah bisa berbagi banyak hal. Seperti malam ini, Siwon menghubungi Jiyong saat Jiyong sedang memperbaiki desainnya berdasarkan masukan dari Siwon dan berakhir dengan obrolan yang tidak Siwon perkirakan.

"Jiiiiiiii"

"Gak usah teriak-teriak kak, aku gak budeg"

"Lagi apa lo?"

"Gambar. Nyesel gue minta feedback Kak Siwon, kenapa jadi banyak banget sih."

"Ya tapi bener kan masukan dari gue, lagi salah lo juga lah pake nanya gue segala hahaha."

"Ishhh kan gue pikir Kak Siwon model pro, cuma ya nggak segini banyak juga koreksinya. Padahal yang sekolah desain kan gue kenapa kayak Kakak yang lebih paham."

"Hahaha, ya gue kan cuma menilai dari sisi konsumen Ji. Desain lo tuh luar biasa semua kok cuma karena lo ngebuat semua itu pake sudut pandang sebagai desainer makanya kesannya masih idealis, padahal nanti kan misalnya lo jadi desainer trus punya klien, kadang lo harus bisa terjemahin maunya klien." Jiyong terdiam apa yang Siwon katakan seratus persen benar. Bahkan ini persis seperti apa yang pernah diajarkan oleh Miss Kayla. Jiyong tidak dapat menahan senyumnya.

"Kak Siwon lagi apa? Kok telepon padahal tadi siang baru ketemu?"

"Kangen" Siwon menggoda Jiyong. Jiyong tersentak, pipinya terasa panas hingga Ia bisa mendengar gelegar tawa dari sebrang.

"Hahahahahaha, salting ya Ji? Ngakuuu?"

"Enggak ya!! Kakak kalau cuma mau ganggu mending tutup teleponnya deh." Jiyong sedikit menahan kesal.

"Jangan marah Ji gue becanda. Ehmm ini gue baru inget kan kita janjian ketemu 3 hari lagi untuk ngukur badan nah barusan Paman ngabarin kalau 3 hari lagi itu gue udah bertugas di perusahaan abang gue, jadi bisa nggak. ngukurnya kita majuin jadi lusa nanti?"

"Bisa kok Kak, ini kalau gue nggak ketiduran harusnya final desainnya bisa gue selesaikan malem ini atau paling telat besok."

"Syukurlah, maaf ya kalau bikin lo jadi mesti ngebut."

"Enggak Kak emang udah mau kelar juga kok. By the way, fix donk jadi CFO mulai minggu ini?"

"Yep! Meski belom ada 100% niat nih. Tapi ya demi abang gue, bakal gue niat-niatin."

"Ehmm...sebenernya menurut gue, kakak gak perlu 100% niat untuk masuk ke perusahaan itu karena sebenernya bukan niat yang kakak perluin." Sebelah alis Siwon terangkat dengan sendirinya setelah mendengar penuturan spontan Jiyong. Setiap kata yang barusan Jiyong utarakan jelas memiliki makna yang masih belum bisa Siwon simpulkan namun sangat mengetuk hatinya saat ini.

"Maksudnya?"

"Bukan 100% niat yang saat ini Kak Siwon perluin karena niat itu gak lebih penting dari pertalian saudara antara Kakak sama abangnya Kakak." Siwon tertegun, frasa "pertalian saudara" yang baru saja diucapkan Jiyong benar-benar menamparnya saat ini.

"Dari kecil, gue gak tau siapa orang tua kandung atau apa gue punya saudara sedarah atau enggak. Gue mungkin gak paham gimana rasanya berselisih pendapat dengan saudara kandung seperti yang Kak Siwon alami saat ini. Tapi gue bersyukur, Tuhan masih kasih kesempatan untuk punya Kakak adopsi di rumah ini. Buat gue, gak ada yang lebih berharga untuk dilindungin selain Ibu dan Mas gue Kak dan kami gak ada ikatan darah. Makanya gue paham, kenapa meski kakak sebenernya males untuk gabung di perusahaan itu tapi kakak tetep maksain diri kakak, ya karena rasa sayang kakak yang ngedorong kakak......" Jiyong memberi sedikit jeda pada kalimatnya, ia tahu saat ini Siwon pasti sedang memikirkan apa yang baru saja dikatakannya. Setelah beberapa saat, Jiyong melanjutkan ucapannya.

Crossroads - 4 Ways LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang