XXVI. We're Not Done Yet

413 28 49
                                    

Cr. Pict: by. rixal from devianart.com

Satu hal yang Siwon sadari terasa janggal. Kyuhyun tampak tenang ketika berpapasan dengannya barusan. Kekhawatirannya jika Kyuhyun akan kembali tumbang seperti pertemuan mereka sebelumnya tidak terjadi. Kyuhyun hanya menyapa Siwon dengan sedikit membungkuk sebelum berjalan dengan terburu-buru ke arah dapur. Wajah Seunghyunpun cukup terkejut menyaksikan interaksi canggung Kyuhyun dan Siwon. Namun Ia mengabaikan hal itu.

"Won, kamu udah sehat?" Ujar Seunghyun sambil menyentuh dahi Siwon dengan lembut. Seunghyun memang seperti itu. Baginya Siwon tetaplah adik kecilnya. 

"Gue baik-baik aja kok Bang. Ehmm..pulang bareng Kyuhyun ya?"

"Iya."

"Abang udah...?" Siwon bertanya dengan rasa ragu menumpuk di hatinya. Namun ia memaksa diri untuk tetap terlihat biasa saja.

"Iya. Aku udah bilang soal perasaan Aku ke Kyuhyun." Jawab Seunghyun yang mengerti maksud pertanyaan adiknya. Seunghyun tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Belum jadian sih karena ini pasti mengagetkan juga buat dia. Aku cuma minta dia untuk kasih aku kesempatan untuk bisa lebih dekat, bukan sebagai CEO dan karyawan aja." Hati Siwon remuk. Lututnya lemas, namun entah kekuatan dari mana membuat Siwon masih mampu berdiri.

"Lalu?" Siwon lanjut bertanya. Mencoba terlihat antusias. Seunghyun yang terlalu bahagia, juga melewatkan lirih yang tersirat di suara Siwon.

"Kyuhyun nggak bilang "iya" atau "tidak" Won. Tapi seenggaknya, Dia terima ajakan aku untuk pulang bareng hari ini." Seperti di hantam dari dua arah, jawaban Seunghyun yang menyiratkan penerimaan Kyuhyun terhadap Seunghyun meski belum sepenuhnya membuat mata Siwon terasa panas.

Siwon dan Kyuhyun, mereka tidak pernah berpisah. Siwon tidak pernah memutuskan Kyuhyun. Bagi Siwon, Kyuhyun masih kekasihnya, masih pujaan hatinya. Namun untuk memberitahukan itu pada Seunghyun pun Ia tidak sanggup. Seunghyun belum pernah terlihat sebahagia ini sejak mereka kecil. Bagaimana mungkin Siwon mampu untuk menghapus senyum dari satu-satunya kakak yang ia miliki sekarang.

"Siwon, abang masuk dulu ya. Mau bantuin Kyuhyun siapin makanan. Aku beli banyak banget tadi buat anak-anak. Oh iya, nanti kamu makan malam di sini sekalian ya." Siwon hanya tersenyum dan tidak menjawab Seunghyun. Ketika pandangan Seunghyun teralih karena sapaan Ibu Yuri yang baru saja keluar dari kamar, Siwon langsung memalingkan wajah membelakangi Seunghyun. Ia menghapus air matanya yang akhirnya jatuh.

"Loh, nak Seunghyun udah sampe." Sapa Ibu Yuri sembari mengulurkan tangan yang di sambut Seunghyun dengan sopan.

"Eh, Ibu Yuri. Iya Bu, belum lama."

"Makasih ya Nak, kamu udah perhatian banget sama anak-anak di sini."

"Iya Bu, sama-sama. Kebetulan jadwal hari ini longgar. Jadi saya dan Kyuhyun bisa pulang on time . Sama Kyuhyun pernah bilang kalau adik-adiknya suka sama seafood yang pernah dibeli tempo hari jadi saya pikir sekalian aja saya belikan lagi buat makan malam hari ini. Ehm, Ibu kok keliatannya pucat ya? Ibu lagi sakit?"

"Ah enggak kok. Ini mungkin Ibu cuma kurang istirahat aja."

"oh gitu. Ehm, Ibu kalau perlu ke dokter bisa hubungi saya ya."

"Iya Nak. Terima kasih banyak ya.'

"Kalau gitu saya izin masuk ke dapur ya Bu. Saya mau bantuin Kyuhyun untuk nyiapin makan malam."

Setelah mohon izin untuk masuk, Seunghyun berlalu meninggalkan Ibu Yuri. Pandangan Ibu Yuri teralihkan pada Siwon yang berdiri di sebrangnya. Ibu Yuri terkejut ketika mendapati Siwon dengan ekspresi kesedihan, meski Siwon tetap tersenyum padanya. Entah mengapa, Ibu merasa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiran Siwon.

Crossroads - 4 Ways LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang