XXV. I Won't Rush You

230 23 29
                                    

Kedua tangan Siwon terkepal menahan marah. Kangin dapat melihat kedua kepalan tersebut perlahan kehilangan ronanya. Siwon benar-benar marah dan Kangin sudah menduga itu. Tidak tega menyaksikan sang keponakan kelelahan menahan emosi, Kangin berpindah dari sofa yang bersebrangan dengan tempat Siwon saat ini ke sisi kosong di sebelah Siwon. Aura kebapakan yang lembut namun tegas dapat dirasakan Siwon ketika Kangin mengusap punggungnya dengan lembut.

"Nak, kamu harus tenang. Paman mengerti jika saat ini kamu kesal denga fakta yang baru kita ketahui ini. Tapi kita harus stick to the plan. Jangan sampai Bamantara curiga dengan gerak gerik kamu. Jangan terpancing. Kalau perlu kamu menyusup masuk dalam lingkaran Bamantara. Kita semua tau kalau kamu adalah anak yang paling dia sayangi. Kamu tenang aja Siwon, Paman akan selalu jagain kamu " Siwon masih diam, namun ritme nafasnya sudah mulai kembali normal. Sejak mengetahui kekejian Bamantara, Siwon memang menjaga jarak dengan ayahnya. Entah mengapa, ia sendiri merasa tidak nyaman dengan kasih sayang berlebihan yang diberikan Bamantara. Siwon beruntung karena meski tidak bahagia dengan sosok ayah kandungnya, ia masih memiliki Kangin yang juga menjaganya sejak ia kecil.

"Aku nggak nyangka...kalau papi sejahat itu Paman. Ini sama aja dia menempatkan Abang di kursi pesakitan. Bisa-bisanya dia menyeret aku dan abang padahal kami darah dagingnya sendiri."

"Kalau dia punya hati dan menganggap hubungan darah itu penting, dia nggak akan menghabisi Taejoon Won." Ujar Kangin singkat namun lirih.

Siwon menoleh, menatap Kangin dengan tatapan penuh kesedihan. Ia kembali mengingat bagaimana ia berusaha keras menarik tubuh sang kakak dari dalam mobil yang terbalik. Jika saat itu Yunho dan Changmin tidak menarik Siwon menjauh, mungkin Siwon juga sudah meninggal karena mobil Taejoon meledak beberapa detik kemudian.

Siwon masih bisa mengingat bagaimana kakak sulungnya menghubunginya dengan panik. Dari seberang telepon, ia mengatakan bahwa ia baru saja menemukan fakta mengenai kematian ibu mereka. Taejoon meminta untuk bertemu dengan Kangin dan Siwon. Namun naas, Taejoon tiba-tiba tidak bisa mengendalikan mobilnya. Rem mobilnya mendadak tidak berfungsi sementara ia terlanjur memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi demi menghindari anak buah Bamantara yang mengejarnya.

Siwon memejamkan matanya, seketika itu gambaran Taejoon yang tersenyum padanya dari dalam mobil dengan posisi terbalik dan terjepit diantara kemudi dan kursi kemudi muncul. Selain kepergian sang ibu, meninggalnya Taejoon adalah sesuatu yang sangat disesalinya dan ia tidak ingin hal yang sama terjadi pada Seunghyun.

Lamunan Siwon disadarkan oleh tepukan halus Kangin pada pundaknya. Siwon membuka mata dan menghela nafas dalam-dalam.

"Ingat baik-baik pesan paman Won. Cobalah bersikap baik pada Bamantara dan jangan membuat Seunghyun curiga. Kamu mengerti kan?" Siwon mengangguk sebagai tanda bahwa ia memahami setiap maksud perkataan pamannya.

"Kalau begitu, aku pamit Paman."

"Kamu nggak sekalian makan malam di sini?"

"Lain kali aja paman. Aku ada janji fitting."

"Kamu modelling lagi?"

"Mungkin ini akan jadi catwalk terakhir aku paman. Ini aku ngebantu temen yang perlu model untuk ujian akhirnya. Dia murid di sekolah modenya Om Carlo." Siwon menjelaskan singkat.

"Wah, kebetulan banget Won. Tapi kamu udah izin sama Seunghyun kan?"

"Udah kok paman."

"Ya sudah, kamu hati-hati ya di jalan. Sampaikan salam paman pada Seunghyun. Paman akan usahakan bisa berkunjung ke PT.3S sesering mungkin." 

Siwon memeluk Kangin dan mohon diri. Ia kemudian memacu motor sport nya mengejar waktu menuju Rumah Gembira. Hatinya masih campur aduk, memikirkan reaksi Kyuhyun jika harus bertemu kembali dengannya. Sebagian pikirannya juga terbagi dengan rencana jahat sang ayah yang baru saja dibongkar oleh Kangin padanya. Siwon tidak pernah menyangka, jika setelah ibunya dan Taejoon meinggal, hidup malah semakin kejam mempermainkan dirinya.

Crossroads - 4 Ways LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang