Cuplikan BAB 14

4.9K 126 1
                                    

#STATUS_WA_SUAMI

Cuplikan part 14

"Sayang, enggak nambah?" tanyanya.

"Udah, deh! Habiskan dulu makananmu! Aku mau bicara," ketusku.

Mas Reno malah menatapku beberapa saat sambil tersenyum manis. "Siap, Cintaku!"

Setelah makanan di piring laki-laki itu tandas, ia membersihkan meja makan dan mencuci bekas makan kami beserta peralatan masak yang tadi digunakannya. Sementara aku masih membatu dalam posisi yang sama.

Usai merapikan semuanya, Mas Reno menghampiriku. "Sayang mau bicara apa?" tanyanya. "Dari sofa aja, yuk! Biar rilex!" ajaknya.

Aku pun menurut. Mas Reno berjalan di belakangku. Aku duduk dengan punggung tegap dan kaki kusilangkan. Sementara Mas Reno tampak santai. Dia duduk di dekatku dengan lengan bertumpu di punggung sofa menopang kepalanya.

"Sampaikan, Sayang!" pintanya.

"Berapa banyak lagi kebohongan yang akan kamu buat?" tanyaku tegas.

"Enggak akan ada lagi," jawabnya mantap.

"Bulsh*t!"

"Kamu pikir aku bohong soal menolak rayuan Bulan, Sayang?" tanyanya. Ia pasti tahu aku akan membahas itu karena melihat pakaian dalam Bulan yang menjijikan berceceran dimana-mana.

Aku hanya mendengkus.

"Aku harap kamu percaya, Sayang! Walaupun aku memang enggak punya bukti apa-apa," ucapnya. "Kemarin, apartemen ini kami tinggalkan dalam kondisi rapi."

"Lalu tadi kalian ke sini?" potongku dengan tersenyum sinis.

"Kapan, Sayang? Sejak pulang semalam, kita selalu sama-sama, kan?"

Benar.

"Lalu kenapa pakaian yang Bulan pakai kemarin tercecer seperti itu?" kejarku. "Udahlah, Mas, kamu jujur aja! Akui aja kalau kemarin kalian memang melakukannya!" seruku. "Aku benci dibohongi! Benci!"

"Harus dengan apa aku membuktikannya, Dek? Aku berani bersumpah! Kemarin aku benar-benar nolak dia, Dek! Aku bersumpah!"

"Enteng sekali kamu bersumpah, Mas?"

"Karena aku ngomong yang sebenarnya, Dek," sahutnya. "Kamu ingin aku gimana biar kamu bisa percaya?"

"Sekarang aku susah percaya sama kamu," ucapku. "Apalagi jelas-jelas baju yang Bulan pakai kemarin tercecer di sini."

"Aku enggak bisa ngomong apa-apa, Dek. Karena aku emang enggak punya buktinya," ucap Mas Reno lembut. "Tapi aku berani bersumpah, Dek. Semua yang aku katakan sama kamu, itu yang sebenarnya."

Bisakah aku percaya dengan kata-katanya? Rasanya sangat tidak mudah. Bayangan kemarin mereka memadu cinta disini, masih saja menari-nari di kepala.

"Lalu kenapa kamu matiin CCTV lobi?" tanyaku tegas.

"CCTV?" ulangnya. Wajah Mas Reno tampak bingung. Entah pura-pura bingung. Sungguh satu kebohongan yang ia lakukan telah membuatku benar-benar sangat sulit mempercayainya.

"Iya, kenapa kamu matiin sejak Bulan pindah ke sini?" cecarku.

"Aku ... aku malah enggak tahu, Dek," elaknya.

"Mas, tolong! Jangan buat aku makin benci sama kamu!" bentakku.

"Aku serius, Dek!"

"Kenapa kamu jadi tukang bohong gini sih, Mas?"

"Dek, aku benar-benar enggak tahu!" serunya. "Aku enggak matiin CCTV, untuk apa?"

"Enggak mungkin petugas itu bohong, Mas. Kalau aku disuruh memilih untuk percaya pada petugas itu atau kamu, aku memilih percaya sama petugas itu," ucapku sadis. "Aku benar-benar sudah enggak tahu, mana kebohongan, mana kebenaran. Semua yang keluar dari mulut kamu, di telingaku terdengar seperti kebohongan."

Mas Reno menatapku sendu. Dia pasti tidak menyangka kalimat itu bisa keluar dari mulutku. Namun, itulah yang terjadi. Saat kepercayaan yang diberikan dengan penuh, lalu dengan mudah dikhianati.

"Dek," lirihnya. "Sekali saja! Sekali ini saja! Tolong, percaya sama Mas!" pintanya.

"Sepertinya aku benar-benar sudah enggak bisa."

"Pernahkah Mas bohong sama kamu sebelumnya?"

"Aku enggak tahu," ketusku. "Toh, selama ini aku pikir kamu jujur, aku pikir kamu menjaga ikatan suci pernikahan kita, aku pikir kamu enggak akan pernah menduakanku, ternyata aku salah. Aku salah sudah percaya penuh sama kamu!"

Mas Reno menghembuskan nafas kasar. Dia pasti sangat frustasi.

Biarlah, biar dia tahu kalau sekarang aku tak akan mudah dia bohongi lagi. Dia bisa begitu manis di depanku. Namun, di belakangku? Aku tak pernah tahu.

Selengkapnya ada di kbm app ya say.
Buat yang sudah baca di kbm app, jangan lupa tinggalin komentarnya ya, awal bulan emak bakal bagi-bagi koin emas buat beberapa yang beruntung.

https://kbm.id/book/read/f73bb126-cdbe-c886-44ad-e86c3794c916/c9d93209-c1f3-53b4-c022-67df22645d2a?af=5284f5e5-c46f-0df4-cd93-5ad2ea012b3f

STATUS WA SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang