Cuplikan BAB 17

3.9K 108 0
                                    

#STATUS_WA_SUAMI

Cuplikan part 17

Kuremas kuat-kuat kertas berisi tulisan tangan Mas Reno. Rasa panas menjalar dari dadaku sampai kepala. Wajahku pun pasti sudah merah padam menahan amarah.

Baru saja tadi Mas Reno bilang tidak akan pergi. Baru saja tadi dia bilang akan tetap bersamaku di sini. Namun, sekarang?

Dasar lelaki!

Kuputuskan untuk menghubungi Mas Reno.

"Iya, Sayang," sapanya lembut.

"Pulang!" tegasku.

"T-t-tapi, Dek, ...."

"Pulang!" ulangku dengan mengeja tiap suku kata. Kali ini aku tak mau dibantah.

"Oke, oke, sebentar lagi Mas pu ...."

"Sekarang!" titahku.

"Oke, Mas pulang sekarang."

Kuputus sambungan telepon. Aku benar-benar tak mau peduli dengan apapun yang terjadi pada Bulan. Siapa suruh dia hamil dengan laki-laki beristri? Dia pikir aku akan berbaik hati membagi suami?

Kalau pun aku meminta Mas Reno menunda menceraikan Bulan, bukan berarti aku akan suka rela membiarkan Mas Reno menjalankan peran sebagai suaminya. Aku hanya ingin memberi dia pelajaran. Bahwa menikahi lelaki beristri, tanpa izin istri pertama, sama saja dengan suka rela masuk neraka.

Setengah jam berlalu, deru mobil terdengar di halaman. Tak berselang lama terdengar langkah memasuki rumah.

Aku menunggu Mas Reno di ruang santai sambil menonton televisi. Meski sebenarnya televisi itu hanya sebagai teman sepi. Karena pikiranku masih tertuju pada Mas Reno dan Bulan.

Wajah Mas Reno terlihat kusut. Rambut yang biasa rapi, kini terlihat acak-acakan. Apa terjadi sesuatu pada kandungan Bulan?

"Dek," panggilnya lembut.

Aku tak menyahut, ubun-ubunku rasanya masih membara.

"Bulan di sini enggak punya siapa-siapa," ucapnya kembali mematik amarahku.

"Apa kamu amnesia?" sinisku.

"Aku? Amnesia?" ulangnya.

Aku tersenyum getir. "Kamu bilang sendiri, kan, kalau Bulan pindah ke sini bersama orang tuanya? Sekarang dimana mereka?"

"Mereka kembali ke rumah lamanya," jawab Mas Reno.

"Loh, bukannya kamu bilang mereka dikejar-kejar mantan suami Bulan?"

"Bulan, Dek, yang dikejar-kejar mantan suaminya. Orang tuanya ikut melarikan diri ke sini untuk nemenin Bulan," jelasnya.

"Terus, kenapa mereka balik ke rumah lagi?"

"Ayahnya dapat proyek, Dek. Mereka, kan, tetap butuh biaya buat hidup," jelasnya.

"Terus enggak khawatir lagi Bulan dikejar-kejar sama mantannya?" cecarku.

Mas Reno diam.

"Atau karena waktu itu sudah ada kamu sebagai super heronya?" sindirku.

Mas Reno menghela nafas. "Dek, tolong jangan bahas itu lagi, ya? Aku sudah turutin mau kamu. Aku sudah pulang."

Yang mau baca versi lengkapnya bisa langsung baca di kBM app yaa.

STATUS WA SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang