Cuplikan part 21

4.2K 111 0
                                    

#STATUS_WA_SUAMI

Cuplikan part 21

"Wah, keren banget ya, Mas!" komentarku saat melihat ke arah sungai yang memantulkan cahaya bulan. Kebetulan malam ini bulan bersinar penuh menerangi gelapnya malam.

"Iya, enggak nyangka di sekitar sini ada tempat sebagus ini," timpal Mas Reno.

Sejurus kemudian, karyawan rumah makan datang memberikan buku menu. Aku dan Mas Reno segera memilih menu makan malam. Sementara karyawan berjilbab hitam tersebut mencatatnya. Setelahnya, karyawan itu pergi.

Aku mengambil ponsel di tas. Mengecek pesan masuk dan membalasnya satu persatu. Kemudian mengirim pesan pada Helen. Memberi kabar kalau aku jadi menyusulnya.

Helen mengirim lokasi hotel tempat dia menginap. Kemudian memberitahu waktu dan tempat untuk bertemu dengan mantan suami Bulan, Pak Jatmiko.

Saat aku melihat-lihat status orang-orang, aku teringat tentang status Mas Reno dulu. Sampai hari ini bahkan aku belum menanyakannya. Aku menghela napas, meletakkan ponsel di meja. Kemudian bertanya padanya.

"Mas?"

Aku memanggil Mas Reno yang sedang menatap ke sungai. Lelaki itu langsung menoleh. "Hem? Ada apa, Sayang?"

Aku menatap lekat pada manik cokelat Mas Reno. Berharap lelaki ini mau berkata jujur padaku.

"Em, sebelum kamu ngaku sama aku tentang Bulan, kamu ingat status WAmu?" tanyaku.

"Status?" ulang Mas Reno dengan dahi mengernyit bersamaan dengan bibir mungilnya dimajukan.

Aku mengangguk. Sementara Mas Reno masih terdiam. Manik matanya menghindari tatapanku.

Tak sabar menunggu jawabannya, aku meraih ponsel. Kucari foto tangkapan layar dari sepupu Mas Reno, Indira.

Kutunjukkan foto itu pada Mas Reno. "Nih!"

Setelah melihat layar ponselku, Mas Reno kemudian menatapku. Aku mengalihkan pandangan. Dadaku nyeri melihat ada sesal di kedua bola mata itu. Itu artinya memang Mas Reno yang membuat status itu.

Padahal seumur-umur, lelaki itu jarang sekali membuat status. Aku ingat, dia pernah membuat status saat kami menikah, memasang foto kami berdua yang tersenyum lebar dengan memamerkan buku nikah. Lalu ketika aku ... positif hamil. Sekarang, saat Bulan hamil pun dia membuat status semanis itu.

"Maafin, Mas," ucapnya sembari meraih jemariku. Namun segera aku tepis. Hatiku sakit, sangat sakit mengetahui kenyataan Mas Reno sebahagia itu dengan kehamilan Bulan.

"Aku enggak munafik, Dek. Setelah sekian tahun kita menanti buah hati, saat Bulan bilang kalau dia hamil, aku ... aku sangat bahagia."

Aku menunduk, menghindari tatapannya. Meski aku mengharapkan Mas Reno jujur, tetapi tetap saja aku sakit mendengarnya.

"Bulan membujukku untuk menceritakan sama kamu yang sebenarnya, dia optimis, kamu juga akan senang mendengar kabar itu ... sama denganku."

Aku kembali menatapnya sembari tersenyum getir.

Dia pikir aku akan bahagia mendengar wanita lain mengandung bayi suamiku? Ah, yang benar saja!

"Karena sebenarnya ... dulu ... saat kamu kecelakaan dan membuat kita kehilangan bayi kita dalam perutmu, salah satu ovariummu terpaksa diangkat."

.

Terima kasih yaa sudah setia mengikuti cerbung ini. Yang mau baca sampai habissss bisa ke KBM App ya, disana sudah tamat loh.

https://kbm.id/book/detail/f73bb126-cdbe-c886-44ad-e86c3794c916?af=5284f5e5-c46f-0df4-cd93-5ad2ea012b3f

STATUS WA SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang