Cuplikan BAB 20

4.8K 108 0
                                    

#STATUS_WA_SUAMI

Cuplikan part 20

"Dek, kamu boleh enggak percaya lagi padaku karena aku sudah melakukan satu kesalahan," ucapnya dengan sorot terluka. "Tapi, menuduhku mencelakai orang?"

Mas Reno menggelengkan kepala dengan kedua alis menyatu. Kedua tangannya bertumpu pada meja kerjaku.

"Aku bukan orang seperti itu, Dek. Apalagi pada Wanda, istri temanku sendiri. Aku enggak mungkin setega itu. Lagian apa motifku mencelakai dia?" lanjutnya.

Aku menatap Mas Reno dalam-dalam. Berusaha menyelami isi hatinya. Benarkah yang ia sampaikan? Benarkah semua ini bukan perbuatannya? Lalu siapa? Bulan?

"Motifmu mencelakai dia?" ulangku. "Tentu aja karena kamu enggak ingin aku tahu fakta tentang kamu dan gund*kmu itu. Apalagi?"

Dahi Mas Reno mengernyit. "Kamu menyuruh Tomi?" tanya Mas Reno dengan wajah serius.

"Ya. Dan pagi itu dia mau menunjukkan sesuatu padaku, tapi Wanda kecelakaan," jelasku. "Siapa orang yang berkepentingan kalau bukan kamu atau gund*kmu?"

Mas Reno terdiam. Namun, tampak ia sedang berpikir keras. Terlihat dari matanya yang melihat ke arah kiri. Diikuti rahangnya yang mengeras.

"Dek, ...."

"Oh, ya!" Aku teringat tentang Bulan yang belum bercerai, maka segera kupotong ucapan Mas Reno. "Kenapa kamu mengarang cerita tentang gund*k itu?"

"Mengarang cerita?" ulangnya.

Aku hanya menggerakkan alis ke atas. Jengah dengan kepura-puraannya.

"Mengarang gimana?" tanyanya dengan raut ... bingung? Atau pura-pura bingung?

"Mas, udah, jujur aja!" ucapku malas. "Semua udah terungkap. Aku cape dibohongi begini! Gara-gara masalah ini, Tomi sampai kehilangan anaknya! Tolong, Mas, tolong ... katakan yang sebenarnya!"

"Tomi kehilangan anaknya?" ulang Mas Reno dengan mata melebar. "Maksud kamu?"

Aku menatapnya malas. "Sampai kapan kamu akan berpura-pura begini, Mas?" Kuraih laptop dan membukanya. Malas meladeni Mas Reno. "Udah, lah! Silahkan keluar! Aku masih banyak kerjaan."

"Dek, aku serius! Aku benar-benar enggak ngerti!" ucapnya. "Aku benar-benar enggak tahu soal Tomi. Aku serius, Dek!"

Laptop kembali kututup. Lalu menelisik wajah Mas Reno.

Benarkah?

"Benarkah bukan kamu yang mencelakai Wanda?" tanyaku sambil memiringkan kepala.

"Aku bersumpah! Bukan aku dan aku benar-benar enggak tahu!" ucapnya mantap.

Aku mematung. Berusaha mencerna apa yang sedang terjadi di antara kami. Bulankah yang melakukan semua ini? Dia tak ingin aku tahu fakta bahwa ternyata ia belum bercerai, sehingga mengancam Tomi dan akhirnya mencelakai Wanda.

"Tomi bilang, Bulan belum bercerai," ucapku kemudian.

Mas Reno melebarkan kedua matanya. Lalu menggelengkan kepala. "Enggak mungkin, Dek. Aku bahkan melihat sendiri akta cerainya."

Hah? Benarkah? Lalu yang Tomi sampaikan?

"Apa Tomi menunjukkan buktinya?" tanya Mas Reno.

Aku hanya menggeleng. Bingung, sangat bingung dengan semua ini. Jadi siapa yang bohong? Mas Reno atau Tomi?

"Dek, aku enggak mau kamu sampai kenapa-kenapa karena masalah ini." Mas Reno menatapku serius. "Lawanmu bukan aku. Ada orang lain di balik permasalahan yang menimpa kita."

Aku terperangah mendengar paparan Mas Reno. "Maksudmu?"

"Aku juga enggak nyangka, Dek. Barusan salah satu orangku melapor, ada dana besar masuk ke rekening Pak Heru di tanggal kamu mengetahui kalau CCTV dimatikan." Mas Reno menatapku serius.

Yang mau baca part lengkap ada di KBM App ya. Langsung klik aja link di bawah ini yaa..
Makasih..

https://kbm.id/book/read/f73bb126-cdbe-c886-44ad-e86c3794c916/c9d93209-c1f3-53b4-c022-67df22645d2a?af=5284f5e5-c46f-0df4-cd93-5ad2ea012b3f

STATUS WA SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang