Chapter 5 : He Sees Her Again

26 1 0
                                    

Di langit Cheltia yang biru, 4 kapal militer Galbadioz terbang dengan cepat dan lancar menuju kota besar Veenia Aldzali. Di salah satu kapal tersebut, Rhiyon berdiri menyendiri di tepi dek kapal. Angin menerpa wajahnya yang pendiam itu dan menggoyang-goyangkan rambut coklatnya yang terikat. Tak jauh di belakangnya, Frayn datang berjalan menuju Rhiyon.

“Rhiyon,” sapa Frayn.

Kemudian Rhiyon pun berbalik dan melihat Frayn datang yang lalu ikut berdiri di samping kirinya.

“Ya?” tanya Rhiyon yang wajahnya memandang lurus ke depan langit biru.

“Ah, nothing,” senyum Frayn yang juga memandang lurus ke depan langit biru.

Rhiyon kemudian memandang Frayn dengan heran. Suasana pun menjadi hening. Rhiyon kembali meluruskan pandangannya ke depan. Kedua tentara ini sepertinya menikmati sekali perjalanan terbang mereka.

“Hey, Rhiyon, do you miss our hometown?” tanya Frayn tak lama kemudian.

Not really. Why?” jawab Rhiyon.

Well, it has been almost 5 years since we left our dear hometown, our dear Livellum Village,” jelas Frayn.

Yes,” setuju Rhiyon.

“Banyak kejadian yang telah terjadi sejak kita menjadi tentara Galbadioz,” ingat Frayn.

“Ya,” setuju Rhiyon.

By the way, Rhiyon, what is your opinion for the general’s stories about Veen Atlantus Noble Kingdom?” tanya Frayn.

Rhiyon segera memandang Frayn dan mereka saling bertatapan.

I guess I can trust it although I don’t really know about this kingdom and its problem,” jelas Rhiyon.

“Hmmm... you’re right,” setuju Frayn dengan tersenyum.

And to see you accepted that secret mission so easily make me feel that you will have a very big important role in this mission,” jelas Frayn.

“Ya, maybe,” setuju Rhiyon.

Tak lama kemudian seorang tentara datang menghampiri mereka dan memberitahu bahwa mereka sudah dekat dengan kota Veenia Aldzali. Maka Rhiyon dan Frayn pun segera beranjak dari tempat mereka menyendiri menuju ke kabin kapal untuk bersiap-siap.

Kota Veenia Aldzali merupakan kota yang sangat besar dan hidup dengan berbagai aktivitas dari para penduduknya. Teknologi di kota ini juga berkembang sangat pesat. Berbagai alat transportasi terbang di udara dan berbagai mesin menopang kehidupan para penduduk. Di distrik Aero-Trans I, ke-4 kapal militer Galbadioz datang dan disambut oleh sepasukan kerajaan yang dipimpin oleh Gregori dan Elysia. Setelah ke-4 kapal mendarat, tak lama kemudian semua tentara turun. Ke-4 kapten dan letnan segera menemui Gregori dan Elysia. Setelah mereka berbincang, ke-4 kapten dan letnan berpencar ke tim masing-masing untuk mempersiapkan tugas mereka.

Saat itu di tengah persiapannya, Frayn memberi Rhiyon tugas untuk memeriksa keadaan distrik Trading and Businessterlebih dahulu dan melaporkan segala situasi yang ada dan terjadi di sana. Sambil menunggu laporan dari Rhiyon, Frayn akan mempersiapkan semua tentara GBZ-Team A-1. Setelah jelas apa tugasnya, Rhiyon pun segera meluncur ke Aerodome yang terletak di sana. Dengan mengendarai Aeromotor yang ia pinjam di Aerodome (tak perlu bayar karena semua tentara Galbadioz sudah diberi ijin penyewaan yang resmi oleh kerajaan Veen Atlantus), Rhiyon meluncur ke daerah tugasnya.

Tak lama kemudian, Rhiyon sampai di Aerodome pada distrik Trading and Business. Ketika ia keluar dari Aerodome, Rhiyon terdiam dengan kemegahan, kebesaran dan keramaian distrik tersebut. Ia mulai berjalan dan mengamati sekitarnya. Banyak sekali toko-toko, barisan pedagang dan lainnya yang terlihat. Sesaat kemudian, di tengah perjalanannya, Rhiyon mendapat communication call dari Frayn.

Yes?” jawab Rhiyon.

“Rhiyon, bagaimana hasil eksplorasimu sampai saat ini?” tanya Frayn.

“Tidak ada yang aneh sam---” jawab Rhiyon yang tiba-tiba terpaku ketika ia meluruskan pandangannya ke depan.

Di seberang sana, mata Rhiyon menemukan sesosok gadis yang tampaknya adalah gadis yang pernah ia temui di malam perayaan kota Saphira. Gadis itu berjalan dengan santai dan penuh senyum sambil mengamati sekitarnya.

“Rhiyon?” tanya Frayn yang heran.

“………” diam Rhiyon.

“Rhiyon!!!” teriak Frayn yang kembali menyadarkan Rhiyon dari lamunannya.

“Ah, yes?” jawab Rhiyon yang sedikit terkejut.

“Ada apa? Kau menemukan sesuatu?” tanya Frayn yang jadi sedikit khawatir.

Rhiyon kemudian kembali melihat ke seberang dan matanya tidak dapat menemukan sosok gadis itu lagi.

“Tidak, tidak ada apa-apa,” jawab Rhiyon kembali pada Frayn.

“Baiklah, kalau begitu selesaikan tugas eksplorasimu secepatnya,” jelas Frayn.

Roger!” jawab Rhiyon dan communication call pun mati.

Maka Rhiyon kembali berjalan menyusuri distrik yang benar-benar luas tersebut.

“Distrik ini besar sekali aku tidak mungkin bisa mengeksplorasi semuanya dalam waktu yang singkat,” pikir Rhiyon di tengah perjalanannya.

“Tapi gadis itu,” sejenak pikiran Rhiyon membentuk keinginan untuk mencari gadis itu.

Hello,” tiba-tiba terdengar sapaan seorang wanita kepada Rhiyon.

Rhiyon pun mendengarnya dan segera memalingkan pandangannya ke barisan pedagang yang ada di sebelah kanannya. Seorang wanita yang nampaknya adalah seorang peramal tersenyum kepadanya. Rhiyon menjadi heran.

“Selamat pagi. Apakah anda ingin meramal nasib anda, tampan?” tanya wanita itu dengan ramah.

“Ah, tidak,” jawab Rhiyon dengan wajah tanpa ekspresinya.

Ketika Rhiyon mulai untuk berjalan kembali, wanita itu mulai berkata kembali.

It seems that you are looking for a girl,” ucap wanita itu.

Rhiyon segera membalikkan badannya kembali.

You know her?” tanya Rhiyon.

Unfortunately, I don’t,” jawab wanita itu dengan senyum.

I see,” jawab Rhiyon.

She is your destiny,” ucap wanita itu dengan nada yang dalam.

What?” tanya Rhiyon yang heran sekaligus agak kaget.

Follow this road and your destiny will be there waiting for you,” jelas wanita itu dengan senyum.

Rhiyon terdiam memandang wanita yang tersenyum kepadanya itu.

Yes, thank you,” balas Rhiyon.

Good luck, handsome,” jawab wanita itu dengan senyum.

Rhiyon kembali berjalan dan belum sampai lima langkah, ia mendengar kembali suara wanita itu.

Destroyer,” suara tersebut terdengar dengan nada yang dalam.

Rhiyon segera membalikkan pandangannya ke wanita peramal itu dan terlihat wanita itu sedang berbicara dengan tersenyum kepada dua orang pria yang nampaknya ingin diramal nasibnya. Setelah cukup puas mengamati wanita itu, Rhiyon kembali melanjutkan perjalanannya.

The Savior and The CreatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang