"Dd-Dhamour?" ucap Prim menenggak air luirnya sedikit tegang mencari gagang pedang di pinggangnya namun tak ada senjata apapun ditubuhnya saat itu.
Naga itu membaringkan tubuhnya dengan lega dan membengkokkan kepalanya memandangi tumpukan kristal tepat pada dinding dia depan Prim dimana Kai juga memandangi kearah yang sama namun ia menyelimuti tubuhnya.
Prim berdeham dan kembali menyandarkan tubuhnya ke Felix. Ia terkejut saat ekor Felix yang panjang mengibas pipinya dengan lembut.
“Apa kau lelah?" tanya Prim melihat dan mengusap punggung Felix dengan lembut.
“Tidurlah." bisik Prim mengusap kuda itu dengan lembut dan berpindah sedikit mendekat dengan Kai.
Prim membaringkan tubuhnya dan kepalanya bertemu dengan kepala Kai yang tertidur dengan pulas. Mata Prim memandangi naga yang juga sepertinya tertidur. Bara api yang menyala membuat Prim merengangkan tubuhnya sedikit dan melihat ke langit-langit dengan melipat kedua tangannya menjadi bantal, serigala kuning datang dan berbaring di perut Prim seperti syal yang menghangatkan perutnya karena tubuhnya yang tidak terlalu berat Prim pun tak keberatan sama sekali.
“Apa yang terjadi sebelum aku pingsan?" ucap Prim sambil memandangi langit-langit gua yang berhiaskan kristal-kristal indah yang cukup banyak seperti susunan bintang di langit.
Serigala kuning mengangkat kepalanya memandangi Prim namun ia memandangi Dhamour yang ada didepannya dan lebih memilih kembali berbaring dengan tenang mengikuti detakan jantung Prim yang mulai santai dan hembusan nafas yang teratur.
"Kita ditakdirkan untuk berjuang bersama. Jauh sebelum kau datang ke dunia ini. Jauh sebelum aku terlahir di dunia ini." ucap Dhamour tanpa memandangi prim dan hanya diam ditempatnya. Prim duduk tegak memandangi api dan menyisipkan rambutnya ke belakang telinga dan mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya seperti kebiasaannya.
“Aku melihat ramalan itu. Aku bermimpi tentang itu dan kau."
“Sihirnya sudah bekerja diantara kita berdua dan aku dapat melindungi hutan hitam sepenuhnya dan kau bisa melanjutkan hidup mu menjadi apapun yang kau mau dengan sihir milik mu." ucap Dhamour berbalik dan memandangi Prim yang berbaring didekat Kai.
“Sihir? Dan itu semua menjelaskan mengapa aku bisa membunuh naga itu dan juga pengendara hitam." ucap Prim memandangi mata besar dan kuning yang ada dihadapannya.
“kau terpilih karena telah membunuh pengendara hitam itu, dan sihir itu bekerja diantara kita berdua."
Dhamour berkedip dan saat matanya terbuka sebuah cahaya berkilat keemasan membuat Prim terdiam dan hanya ada kesunyian didalam gua itu dan bara yang terbakar memecah kesunyian.
“Aku akan menghilang setelah diadili kurasa." ucap Prim tersenyum kecut.
"Apa kekuatanmu akan tetap ada untuk melindungi hutan hitam?" tanya Prim sedikit berbalik dan memandangi langit-langit gua yang penuh dengan kristal.
“Kita akan melihatnya. Panggillah aku apabila kau dalam masalah dan aku akan membantumu." ucap Dhamour menutup matanya dan seolah terhubung keduanya menutup mata dan tidur dengan lelap didalam cahaya kelap kelip kristal yang indah.
.
.
.Prim terbangun dan melihat dirinya berselimutkan jubah abu-abu Kai, Prim menariknya dan bangun dari tidurnya. Ia melipat selimut dan berjalan keluar dari gua yang besar dan gelap itu.
Prim melihat serigala kuning tengah duduk memandangi Kai yang tengah mempersiapkan kuda. Felix dan Neil telah memakai pelananya yang terlihat gagah seperti pertama mereka bertemu. Kai berbalik dan menatap Prim sekilas yang baru keluar dari gua dan hanya diam saja menggosok-gosok punggung Neil dan Felix secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Circle "Another World 2"
AventuraSequel kedua "Missing to Another World" _.-TAMAT-._ Prim kembali ke dunia lain.. Dapatkah ia mengungkapkan Rahasia mengenai Lingkaran Hitam yang melekat pada dirinya? Bagaimanakah perjalanan Prim bersama yang lainnya menuju Batu Lwyn?