Chapt. 1

87 16 0
                                    

Maafkan diri ku yg selalu menunda2 upload Black Circle 🙏🙏 jadi jgn lupa Vote nya gaes biar bisa upload next chapter okeh 👍

BTW pict nya ambil dari pinterest.. itu gambaran dari pangeran Edward ya


.
.
.
.
.




Prim menyanyikan lagu Christina Perri berjudul A Thousand Year bersama Pangeran Edward di atas balkon kamar sambil memandangi kota putih di bawah mereka.

Angin bertiup berlahan melambai-lambaikan rambut Prim yang tergerai indah.

Rambut pangeran Edward yang sedikit panjang bergelombang ikut menari-nari saat di terpa angin pagi yang menyegarkan.

"Kau semakin baik saja menyanyikannya." ucap Pangeran Edward menatap Prim yang selesai menyanyi.

"Benarkah? Pangeran juga sudah pandai menyanyikan lagunya." ucap Prim menelengkan kepalanya menatap pria tampan itu.

"Tentu saja. Itu karena aku menyanyikannya setiap kali aku merindukan mu." ucap Edward yang membuat Prim tersipu malu.

Kai datang mengetuk pintu dan memecah momen itu. Ia tampak bersender pada daun pintu menatap keduanya bergantian.

"Seharusnya aku menggunakan mata peri ku untuk melihat keadaan di sini. Aku tak menyangka kalian akan bermesraan." ucap Kai menghela nafas sejenak dan melirik Pangeran Edward yang duduk bersama Prim di atas balkon.

"Kami-" ucap Prim yang terpotong saat Kai mengangkat tangannya.

"Raja memanggil." sambung Kai segera berbalik meninggalkan kamar itu dengan acuh.

Prim memandangi Pangeran Edward dan segera bangkit dari duduknya mengikuti Kai yang sudah pergi lebih dulu.

Edward tersenyum dan bangkit mengikuti langkah Prim keluar dari kamar.


.

.

.

.


Prim berjalan tepat di belakang Kai yang berjalan santai menuju ruang singgasana Raja. Sambil memperhatikan beberapa pelayan yang kesana kemari membersihkan lorong-lorong istana.

Prim melirik setiap lukisan-lukisan raja sebelumnya yang pernah memimpin pada dinding berwarna putih yang memenuhi seluruh lorong istana.

Para pelayan segera menunduk hormat dan para penjaga menghentakkan tombak pada lantai putih dan menundukkan kepala.


Rambut Kai yang sepanjang pinggul melambai-lambai seirama dengan gerak tubuhnya.

Telinga runcing Kai selalu mengundang perhatian Prim saat berdiri dibelakangnya dan ia tak pernah lepas memandanginya saat memiliki kesempatan.


Saat memasuki ruang singgasana yang megah dan dipenuhi oleh para prajurit yang berjaga di setiap sudut. Prim kembali disuguhi pemandangan singgasana Raja yang harus menaiki beberapa tangga berkeramik putih. Dan sepasang singgasana Raja dan Ratu yang di tempa dengan apik dari emas putih dan beberapa helai bulu domba sebagai lapik duduk membuat singgasana itu tampak semakin megah.

Black Circle "Another World 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang