Chapt. 18

34 9 4
                                    

Kai dan Edward ikut keluar penginapan mengikuti Prim.

Viory tampak memandangi ibunya.

"Apa yang membuat mu ingin membawa nya secepat mungkin ke Batu Lwyn ibu? Aku atau dunia ini?" ucap Viory terduduk pada kursi kosong menatap pria paruh baya yang ternyata sudah di tinggalkan oleh anak yang berlarian keluar.

"Tuan, bawa aku bersama mu. Aku akan membantu mu untuk masuk ke ibu kota dengan cepat." Ucap anak itu memohon pada Prim yang sudah menaiki kudanya.

Prim menatap mata anak itu dan membaca masa lalu anak itu dengan mudah ia mengetahui semua yang diketahui anak itu.

Prim tahu anak itu tidak berbohong dan segera menaikkan anak itu ke atas kudanya.

Prim memacu kudanya dengan kecepatan penuh dan pangeran Edward memantrai kuda-kuda itu agar memacu lebih cepat lagi menuju ibu kota.

Saat berada di dekat ladang gandum yang lihat Prim dalam mimpinya, ia segera menghentikan kudanya dan turun dari situ.

"Clark akan memandu kalian masuk ke dalam istana. Ada yang harus aku lakukan di sini." ucap Prim dihadiahi tatapan keheranan dari lelaki yang berada di sekelilingnya.

"Kalian harus cepat menyelamatkan yang bisa kalian selamatkan." Ucap Prim menghembuskan nafasnya yang terdapat sihir berwarna biru pada Felix dan Clark.

Clark mengangguk mengerti dan segera memacu Felix dengan cepat diikuti Pangeran Edward. Sedangkan Kai tampak menatap Prim dengan haru di sana.

"Hati-hati." Ucap Kai pada Prim yang segera dihadiahi anggukan yakin. Kai segera memacu Neil mengikuti Clark dan Felix meninggalkan Prim seorang diri di depan ladang gandum yang sangat luas itu.

"Dhamour aku membutuhkan bantuan mu." Bisik Prim yang iris matanya berubah menjadi keemasan. Ia menggenggam pedangnya dan berlari menuju ladang gandum yang menghilangkan semua jejak langkahnya.

Gua besar di hutan hitam tampak mengaum keras, Dhamour keluar dari persembunyiannya menampakkan sisik naganya yang sudah tertutupi lumut. Cakarnya menghantam keras ke atas tanah dan mengepakkan sayapnya yang lebar.

Lumut-lumut yang bersemayam pada sisik Dhamour berjatuhan hingga menampakkan sisiknya yang sebenarnya berwarna biru dan iris mata nya yang berwarna kuning kini berubah keemasan. Ia segera mengepakkan sayapnya meninggalkan persembunyian dan terbang menuju Prim berada.

  .

.

.

Raja Romulan yang sedang memandangi sinar bulan malam itu tertegun ketika melihat seekor naga melesat secepat kilat didepan matanya. Ia sangat terkejut dan segera memanggil salah seorang prajurit yang tampak mengikutinya.

"Berapa banyak pasukan yan menjaga perbatas Deorein dan Arcturus?" tanya Raja Romulan pada pengawalnya yang terlihat tertunduk.

"Para peri penjaga tidak diberikan izin untuk masuk ke Kerajaan Arcturus, Yang Mulia." Ucap pengawal Raja Romulan.

"Putra ku di sana. Pewaris tahta satu-satunya dan prajurit terbaik mu berada di tempat yang mengancam nyawanya. Aku perintahkan bawa pasukan mu ke sana Hamlah. Aku Raja mu. Dan aku yang akan bertanggung jawab penuh." Ucap Raja Romulan yang menatap pengawalnya dengan tatapan nanar.

.

.



Prim menemukan terowongan yang dijejaki penunggang hitam di tengah ladang gandum malam itu.

Beberapa orc terdengar tengah berjalan di dalam terowongan dan tiba-tiba saja Dhamour mendarat di dekat Prim dan menghembuskan nafas apinya ke dalam terowongan itu. 

Black Circle "Another World 2"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang