Yoojung melangkah memasuki ballroom Hotel mewah itu perlahan . Sepatu hak tinggi yang dipakainya sedikit memperlambat langkahnya.Gadis mungil itu tidak begitu percaya diri dengan penampilannya. Ditambah lagi gaun pendek ketat yang dikenakannya sama sekali bukan gayanya . Tapi mau bagaimana lagi, hari ini adalah reuni pertamanya setelah sepuluh tahun dirinya lulus SMA. Setidaknya dia ingin tampil beda sekali saja.
Di tengah hiruk pikuk pesta, matanya celingukan mencari sosok yang dia kenal , namun sayangnya semua orang tampak asing baginya.
"Hei , Yoojung!", sampai terdengar seseorang menyerukan namanya .
Yoojung menoleh ke samping kiri dan mendapati seorang gadis cantik tengah melambai padanya .
" Cepat kemari!", panggilnya kemudian.
Yoojung menyipitkan matanya , mencoba mengingat-ingat siapa gerangan gadis yang memanggilnya. Sampai kemudian dia tersadar bahwa orang itulah yang mengiriminya pesan pribadi pada akun media sosial miliknya .
Memberitahunya mengenai acara reuni yang kini tengah dihadirinya. Jika ingatannya tidak salah, wajah itulah yang terpampang di gambar profil si pengirim.
Tanpa pikir panjang lagi dia melangkah mendekat. Menuju kumpulan para gadis yang sedang mengobrol ria. Bibirnya menyunggingkan senyum canggung, tidak tahu harus bersikap seperti apa.
Pada saat yang sama , gadis itu juga berjalan menghampirinya sambil tersenyum manis . Lalu merentangkan tangannya dan tanpa aba-aba merengkuh tubuh mungil Yoojung, memberikan pelukan hangat.
"Yoojung , lama tidak bertemu. Aku sangat merindukanmu", ucap orang tersebut sembari menepuk pelan punggung Yoojung .
Yoojung membalas pelukannya dengan sedikit kikuk. Tidak terbiasa menerima perlakuan seperti ini.
"Yeonjung ya?", tanya Yoojung yang malah membuat gadis bernama Yeonjung itu melepaskan pelukannya dan berdecak kesal.
''Kau sudah melupakanku ya? Padahal aku duduk tepat di belakangmu saat kelas tiga" , Yeonjung berkata sambil sedikit mengerucutkan bibirnya. Menunjukkan rasa kesalnya karena merasa dilupakan.
Yoojung menggeleng cepat, " Tidak lupa kok, aku hanya memastikan saja", ucapnya berusaha meyakinkan.
Walaupun jujur, sebenarnya Yoojung benar-benar sudah lupa siapa saja orang-orang yang satu kelas dengannya. Jika bukan karena Yoojung membaca nama di akun sosial media milik Yeonjung waktu itu, dia tidak akan memiliki petunjuk mengenai siapa orang yang kini berada di hadapannya.
"Ya sudah, ayo. Teman-teman sudah menunggu dari tadi"
Yeonjung terlihat tidak terlalu mempermasalahkan. Dia meraih tangan Yoojung dan menariknya menuju ke arah teman-teman mereka berada.
Selama acara, Yoojung tak banyak bicara. Dia hanya diam sambil mengamati. Sesekali menikmati makanan yang tersedia di meja. Beruntung tidak banyak interaksi yang terjadi antara dia dan teman lamanya. Nama mereka saja Yoojung tak ingat, lantas bagaimana dia bisa menyapa dan berbicara dengan salah satu dari mereka.
Tapi tanpa disadarinya, seseorang telah memperhatikan gerak-geriknya sedari tadi. Sesosok laki-laki bermata elang yang tak berhenti menatapnya semenjak dia memasuki ruangan. Sampai kemudian lelaki tersebut tersenyum, saat tatapan mereka bertemu secara tak sengaja. Karena Yoojung yang memang sedang melihat-lihat, kebetulan menoleh ke arahnya.
Yoojung yang awalnya merasa segalanya berjalan normal kini mulai panik sendiri ketika lelaki yang baru saja bersitatap dengannya, tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju meja tempat dirinya berada .