My Husband Is A Mafia

335 34 25
                                    

Yoojung duduk di depan meja riasnya sambil menangis

Hari ini dia terpaksa menikah dengan orang asing yang tidak dikenalnya, padahal masih kelas 3 SMA.

Dua bulan lalu seorang pria tiba-tiba mendatangi rumahnya dan melamarnya.

Dia mengancam akan membunuh seluruh anggota keluarganya jika lamarannya ditolak, karena itu Yoojung tidak punya pilihan lain selain menerimanya.

Dan hari ini dia baru tahu jika suaminya itu adalah seorang mafia yang terkenal kejam di negaranya. Pantas saja semua orang terlihat ketakutan saat melihatnya.

Yoojung tersentak saat pintu kamarnya dibuka.

Pria itu melangkah masuk dan berjalan menghampirinya.

Dia menyentuh kedua pundaknya dan menekannya ringan.

"Bagaimana, kau senang tinggal di sini?", tanyanya lembut.

" Sebenarnya, kenapa Tuan menikahiku?"

Yoojung tidak menjawab dan malah balik bertanya.

" Bukan seperti itu seharusnya. Aturan di rumah ini adalah aku bertanya dan kau menjawab!",ucapnya tegas.

"Maaf!", cicitnya pelan.

"Karena kau baru di sini, aku akan memaafkanmu. Tapi ada syaratnya"

Yoojung menatap suaminya dari cermin. Dia menelan ludahnya gugup. Mencoba mengantisipasi apa yang akan dikatakan pria itu.

"Ini malam pertama kita, jadi layani aku dengan baik!", lanjutnya kemudian.

Yoojung melebarkan matanya kaget.

"T-tapi aku masih -"

Ucapannya tidak selesai karena pria itu memutar tubuhnya dan mulai mencium bibirnya.
Tubuhnya terangkat dan dibawa  menuju ranjang.

Akhirnya dia hanya pasrah. Malam itu dia menyerahkan kehormatannya pada mafia kejam yang merampas masa depannya.

*

Pagi ini Yoojung terbangun tanpa siapapun di sampingnya. Pria itu sudah tidak ada di kamarnya.

Yoojung tidak ambil pusing dan bergegas membersihkan dirinya, walaupun harus menahan sakit ketika berjalan ke kamar mandi.

Setelah selesai, dia turun ke lantai bawah. Sedikit terkejut karena banyaknya pelayan yang bekerja di rumahnya. Seingatnya kemarin tidak sebanyak ini.

Dia berjalan menuju dapur. Seorang pelayan tua sedang menyiapkan sarapan untuknya.

"Ada yang bisa aku bantu, Bi?", tanyanya ramah sambil memasang senyum manisnya.

" Tidak usah. Tuan bisa marah jika tahu Nyonya ikut bantu-bantu. Lebih baik Nyonya di kamar saja!", tolaknya halus.

" Tidak apa-apa. Dia tidak mungkin marah hanya karena aku membantu di sini!"

" Tapi Nyonya -''

"Sudah kubilang tidak apa-apa. Aku akan membantu memotong bawang!", ujarnya bersikeras.

Dia segera mengambil pisau, dan mulai memotong bawang yang sudah disiapkan pelayan itu di atas talenan.

"Aow"

Baru beberapa detik setelah Yoojung melakukan kegiatan tersebut. Tiba-tiba Yoojung berteriak kesakitan.

Pelayan tua yang mendengarnya segera bergerak mendekat  untuk memeriksa.

Ternyata jari telunjuknya sedikit teriris.

"Ada apa ini?"

Suara seorang lelaki yang berbicara di belakang mereka membuat keduanya menoleh.

Choi Yoojung Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang