Yoojung menatap ke bawah dari jendela kaca ruang kantornya yang berada di lantai dua.
Mengamati orang-orang yang tengah berlalu lalang di depan restorannya. Restoran miliknya sendiri.
Usaha yang sudah dirintisnya sejak dua tahun lalu. Restoran minimalis yang lebih mirip seperti sebuah kafe.
Ketika Jeno memutuskan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA, Yoojung memilih untuk membeli sebuah bangunan di dekat kampus Jeno dan mendirikan restoran kecil demi mewujudkan impian ibunya semasa hidup yang tidak pernah terlaksana gara-gara depresi yang dialaminya.
Di tahun kedua dari usaha restorannya tersebut, Yoojung sudah berhasil mengembalikan modal yang dia gunakan di awal perintisan karirnya.
Menu yang kebanyakan adalah hasil dari kreasinya sendiri berhasil menarik pelanggan untuk selalu berkunjung ke restoran miliknya. Menu makanan yang tidak akan mereka temukan di tempat lain.
Yoojung tersenyum tipis saat melihat para pengunjung yang tak henti-hentinya keluar masuk restorannya.
Wajahnya sudah tidak sedingin sebelumnya, tapi kesan tidak menyenangkan akan selalu muncul bagi siapapun yang tidak mengenalnya gara-gara tampang datarnya. Senyum manisnya hanya dia tunjukkan pada orang-orang tertentu saja.
Dengan kemeja putih dan setelan jas hitam, juga dasi yang berwarna senada dengan jasnya, penampilan Yoojung terlihat semakin berwibawa. Kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku celana menambah kesan seorang bos yang sesungguhnya.
Dia menghirup napas perlahan. Merasa tenang karena cuaca sangat cerah hari ini. Bisnisnya akan berjalan lancar selama cuacanya selalu bagus seperti ini. Banyak pelanggan yang akan datang berkunjung jika hujan tidak turun.
Tapi ketenangannya tidak bertahan lama. Terdengar sebuah ketukan di pintu yang membuat Yoojung berbalik dan bergegas membukanya.
Seorang perempuan bersetelan kemeja putih dan rok span hitam di atas lutut dengan rambut yang digelung rapi tengah berdiri di depan pintu. Yoo Yeonjung, manajer restorannya.
"Ada apa?", tanya Yoojung panik karena melihat raut gelisah di wajah perempuan itu.
"Maaf mengganggu Nona, tapi di bawah terjadi keributan. Son Dongpyo tidak sengaja menumpahkan sup pada seorang pelanggan pria, dan dia meminta ganti rugi dari pihak restoran", jawabnya dengan nada sedikit takut.
Tanpa menunggu lama Yoojung segera berjalan melewati pegawainya itu untuk memeriksa keadaan di lantai bawah.
Dia berjalan menuruni tangga sambil mengamati dua orang yang menjadi pusat perhatian di restorannya. Terlihat seorang pria paruh baya tengah memaki pelayan yang hanya bisa menunduk takut. Satu orang laki-laki yang merupakan staff koki tampak sedang menengahi.
"Restoran macam apa ini? Ganti rugi sekarang atau kupastikan restoran ini ditutup"
Dari jarak yang cukup jauh Yoojung bahkan sudah mampu mendengar suara menggelegar pria itu.
Dia mempercepat langkahnya dan berjalan mendekati keributan tersebut.
" Apa yang terjadi di sini?", tanyanya setelah setelah sampai di tempat kejadian perkara.
''Maaf Nona. Saya tidak sengaja menumpahkan sup pada baju Tuan ini. Saya sudah berhati-hati, tapi Tuan ini terlalu sibuk dengan ponsel-"
" Siapa kau?", tanpa permisi, pria paruh baya itu memotong ucapan sang pelayan begitu saja dan malah balik bertanya pada Yoojung dengan nada tidak suka, membuat gadis itu menoleh dan sedikit memicing kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi Yoojung Oneshot
Fiksi PenggemarDipublish juga di Asianfanfics Choi Yoojung x Boy