Stairway To Happiness (17+)

696 30 23
                                    

Yoojung menunggu dengan gelisah, kakaknya sepupunya bilang dia akan datang dalam lima menit, tapi sudah tiga puluh menit dia di sini, yang ditunggu masih belum datang juga. 

Dia merasa sedikit bingung, untuk apa kakaknya tersebut memintanya bertemu di tempat seperti ini. Menyuruhnya menunggu di sebuah kamar hotel yang sudah dipesan dan dibayar oleh sang kakak. Dia hanya tinggal menyebutkan nama kakaknya, dan mendapat kuncinya.

Sedikit terkejut pada awalnya karena kamarnya bernuansa romantis dan terlihat mewah. Bukan tempat yang tepat bagi dua orang perempuan untuk mengobrol. 

Sangat aneh kalau dipikir-pikir, padahal mereka bisa saja bicara di rumah, karena memang mereka tinggal bersama. 

Apalagi memintanya bertemu di waktu malam seperti ini. Bahkan dia juga diminta datang lebih dulu. Terasa mencurigakan. Tapi Yoojung tak kuasa menolak ketika sepupunya tersebut terus memaksanya bertemu di sana dan ingin bicara berdua dengannya. 

Dia sangat berhutang budi pada keluarganya karena diizinkan tinggal di tempat mereka saat rumah peninggalan kedua orang tuanya disita pihak bank untuk melunasi utang judi kakak laki-lakinya yang sekarang menghilang entah ke mana, membuatnya terpaksa berhenti kuliah karena tidak ada biaya. 

Walaupun sebenarnya perlakuan mereka kepadanya tidak begitu baik, bahkan terkesan kejam. Tapi Yoojung tidak punya pilihan. Dia tidak punya tempat tujuan lain. Hanya merekalah satu-satunya keluarga yang dimilikinya. Jika memutuskan keluar dari sana, dia tidak tahu harus pergi kemana. Karena itulah Yoojung tetap bertahan dengan mereka sampai sekarang. 

Tidak lama kemudian pintu kamar dibuka. Dia menoleh, tetapi bukan sepupunya yang datang melainkan seorang pria muda berperawakan tinggi besar, sedang berjalan mendekatinya yang duduk di ranjang. 

Yoojung bergegas berdiri. 

"Maaf, bagaimana Anda anda bisa masuk kesini? ", tanyanya penasaran. 

" Aku? Aku punya kuncinya! ", jawabnya acuh. 

" Tapi bagaimana bis-"

Belum sempat Yoojung menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja laki-laki tersebut mendorong tubuhnya ke ranjang dengan kasar, membuatnya jatuh dalam posisi berbaring. Ponsel yang berada dalam genggamannya pun sampai terlempar dan pecah. 

Lelaki tadi segera menindihnya. Yoojung mencoba mengelak, tetapi terlambat. Lelaki tadi sudah berada diatasnya dan menekan kuat tubuhnya, membuat usahanya sia-sia. 

Tangan lelaki itu mulai membuka kancing atasnya dan menyibakkan kerahnya. Memperlihatkan bahu putihnya. Kemudian mulai memeluk dan menciuminya. 

Saat dirasanya tekanan di tubuhnya melonggar, Yoojung segera mendorongnya menjauh dengan sekuat tenaga, membuatnya terjengkang ke belakang. Secepat mungkin dia segera berlari keluar kamar. Saking ketakutannya, dia sampai lupa membenahi pakaiannya. 

Tanpa sepengetahuannya, seorang perempuan keluar dari sebuah ruangan tersembunyi yang terdapat dalam kamar tersebut. Sebuah ruangan dengan cermin dua arah yang dapat melihat segala aktivitas yang terjadi di dalam kamar. 

"Kerja bagus! ", ucapnya sambil membantu lelaki tersebut berdiri, yang dibalas dengan sebuah cengiran dan acungan jempol dari si lelaki. 

*

Yoojung terus berlari melewati koridor, tidak tahu apakah lelaki tadi mengejarnya atau tidak, karena dia tidak berani menoleh ke belakang. 

Saat dia masih berlari, tiba-tiba saja tangannya ditarik kuat memasuki sebuah kamar, membuatnya menubruk tubuh seseorang. 

Choi Yoojung Oneshot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang