haii
lama ya?kalian kaya doi gak sih kalo digantung in gini ilang?
sayang banyak-banyakk
»»——⍟——««
"Kayla!"
Gadis yang disebut namanya itu menoleh ke belakang. Menemukan teman biadab nya tengah kewalahan mengejarnya, kayanya.
Shasya berhenti menopang tangan di kedua lekukan lutut. "Dari tadi gue panggil juga. Budek ya lo?"
Lagi ngatur nafas aja ngomongnya gitu, andai tuh nafas langsung senggal. Kayanya bagus bestiee.
"Sya," Kayla memeluk tubuh Shasya yang seratus persen tidak benar-benar berdiri. Sedikit menunduk mengakibatkan tubuh Shasya oleng.
"Gue mau cerita," cicit Kayla dalam pelukan.
Shasya membawa Kayla duduk pada kursi kayu yang tak jauh dari mereka berdiri. Tepatnya di samping taman.
"Why?"
"Sok Inggris," dengus Kayla diakhiri kekehan.
Shasya melirik sahabatnya itu. Ah nyebelin asli. Udah serius-serius malah di gituin kan ga mood.
Shasya mencebikkan bibir, "serah lo ah," kedua tangan berpautan di depan dada. Matanya merem menikmati udara segar pagi ini. Cape juga berlarian tadi.
Gadis itu membuka sedikit matanya saat sadar tidak mendengar sama sekali suara yang keluar dari mulut Kayla. Tadi katanya mau cerita?
Ia menoleh. "Kay?" panggilnya. Cewe pintar berambut gerai itu menunduk sambil sesenggukan. Kayla nangis?
"Eh lo kok malah nangis sih cok?"
"Eh lo kenapa Kay?"
Shasya panik.
"Gue mau nikah," cicit Kayla.
Tatapan Shasya yang semula kesana kemari hendak mencari bantuan kini terpaku dengan mulut menganga. "Nikah?!" teriaknya.
"Ssttt, ya lo jangan teriak gitu!" Kayla menyentil jidat mulus sahabatnya itu, membuat yang bersangkutan meringis kesakitan.
"Nikah apaan Kay? Lo halu?" tanya Shasya berbisik.
"Nggak. Serius."
Tawa Shasya meledak. Orang-orang disekitar yang berlalu lalang spontan menatap kedua sijoli itu. Yang jelas Kayla yang malu.
"Sya!" peringatan Kayla mengelus punggung tangan Shasya, lama-kelamaan jadi cubitan kecil.
"Aww... Hahahaa cape gue Kay,"
Brak!
Tas hitam mendarat tepat di pangkuan Kayla. Ia tau siapa pemilik tas ini.
Azka.
Laki-laki jangkung itu berdiri tepat di depan Kayla. Tadinya ia ingin menyumpal mulut Shasya yang menganga lebar dengan tasnya ini, tapi tak tega. Tasnya terlalu besar.
"Ikut gue." ucap Azka. Jangan lupakan 3 sekawan nya yang ikut dengan bos besar kebanggan Vangster.
Mereka tengah tebar pesona. Eh ralat, hanya Rayhan, fakboy cap kaki lima itu kesana kemari menggoda cewe-cewe montoq yang lewat. Beda dengan Kevin, laki-laki itu duduk diam menatap Azka dari kejauhan.
Apalagi Angga, ah menyedihkan sekali. Ia memeluk tiang di sampingnya, meratapi nasib yang tak kunjung mendapatkan kekasih. Lihatlah, Rayhan yang menurutnya b aja bisa menarik hati banyak wanita. Ia ini kurang apa sih? Kaya iya, ganteng iya, pinter ya lumayan. Hey apalagi yang dibutuhkan betinaaaaaa? Pertanyaan itu kerap menghantui Angga, membuat dirinya merinding memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAY
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA] [PLAGIAT? SANKSI BERLAKU!!!] Revisi cerita setelah tamat. Kayla Anastasya, gadis yang harus menikah muda dengan lelaki yang ia tabrak tak sengaja saat pertama kali masuk sekolah. Menyebalkan sudah. Dreonvale Az...