kaget banyak notip
udah 3,56k readers aja, maaciw🥺
.
.
.hai, orang baik?
bantu vote dan komen yaasayang banyak-banyak🧡
»»--⍟--««
"Heh!"
Kayla tersentak saat Shasya menghampiri. Suka sekali gadis itu mengagetinya. Mereka duduk di kursi yang berada di koridor sekolah.
Sehari kemarin setelah Kayla dan juga Azka ijin, sekarang mereka memutuskan untuk berangkat sekolah saja. Toh diapart juga gitu-gitu aja.
"Kesambet tau rasa lo," Shasya membenarkan tali sepatunya.
Kayla hanya melirik sekilas.
"Kenapa lo manyun-manyun gitu?" Shasya menatapnya dari bawah. Karena posisi duduknya sedikit menunduk.
"Eh Kay," Mulai. Shasya sudah memiliki topik untuk dibicarakan. Gadis itu menggeser duduknya mendekat ke Kayla. Ah tubuh mereka sekarang bersentuhan, kebiasaan Shasya kalo ada hal-hal privasi.
Kedua alis Kayla bertautan, "Apa?"
"Nganu..." Shasya menggantungkan kalimatnya. Ia bingung mau bertanya mulai dari mana dan diawali pertanyaan seperti apa.
"Gue tau otak lo," sinis Kayla.
"Udah taukan? Oh bagus jadi gausa belit-belit gue nanya gimana, mending sekarang lo ceritain kronologi nya." Shasya mendongak, menatap langit-langit atap sambil menutup mata. Ia akan mendengarkan sambil berimajinasi.
DASAR!
"Mending lo praktek langsung deh," Kayla tertawa lebar menyadari perubahan ekspresi Shasya yang sangat ketara.
Udah mode serius malah dibecandain! Mana udah nunggu lama! Yah kasian.
Shasya mendelik menatap tajam sahabatnya itu. Ngeselin banget asli. Ingin sekali ia melempar Kayla dari gedung tertinggi di negara ini. Atau bahkan menara tertinggi di dunia ini. "Jurang mana ya Kay?" Shasya merogoh saku celananya, mencari keberadaan benda pipih.
"Ok gugel, jurang terdekat paling dalam dong!!!" Shasya mendekatkan mulutnya pada ponsel. Bertanya pada asisten google.
"Ini dia hasil yang cocok."
Shasya mulai men-scrool dari atas sampai ke bawah.
"Nah in-" Atensi gadis cerewet itu beralih. Tak sengaja menangkap sesosok orang yang tak asing di indra penglihatannya.
Dengan spontan, Shasya menepuk paha Kayla. "Sakit anjir!" kesal Kayla.
"Liat tu." Shasya menunjuk pada ujung koridor.
Dengan rasa acuh, Kayla mengikuti arah tunjuk Shasya. Uwoo
Azka dan Yelsa.
Hanya mereka berdua diujung koridor yang sepi. Dari jauh Azka nampak meletakkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri Yelsa, seperti mengukungnya agar tak bisa bergerak. Perbincangan mereka juga seperti cukup serius melihat tatapan Azka yang tidak teralih sedikitpun dari mata Yelsa. Terkejut? Jelas.
Ini hanya akan membuat hati Kayla memanas, gadis itu berdiri dari duduknya. Masih nyeri sebenarnya, tadi malam main lagi.
Kayla meringis saat mulai berjalan. Kenapa rasanya menyesakan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKAY
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA] [PLAGIAT? SANKSI BERLAKU!!!] Revisi cerita setelah tamat. Kayla Anastasya, gadis yang harus menikah muda dengan lelaki yang ia tabrak tak sengaja saat pertama kali masuk sekolah. Menyebalkan sudah. Dreonvale Az...